Harga Emas Antam Flat, Harga di Pegadaian Mulai Menurun

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Minggu, 31/10/2021 12:45 WIB
Foto: Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas di dua penyedia utama BUMN nasional bergerak berbeda arah, dengan pelemahan harga di PT Pegadaian sementara harga di PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tak berubah.

Per hari Minggu (31/10/2021), harga emas Antam dipatok di level Rp 925.000/gram, atau tak berubah dari posisi Sabtu kemarin. Harga tersebut juga tidak berubah dari posisi harga akhir pekan lalu yang berarti harga emas Antam flat baik secara harian maupun mingguan.

Pegadaian memilih memangkas harga emas di etalasenya. Harga emas Antam biasa turun sebesar Rp 6.000/gram, menjadi Rp 914.000/batang untuk emas 1 gram. Hal ini terjadi di tengah proyeksi tekanan harga emas dunia dalam jangka menengah.


Di antara jenis emas yang dijual di Pegadaian, hanya emas jenis Antam Batik yang cenderung tahan koreksi, dengan pelemahan harga rata-rata hanya 0,11%. Antam Batik adalah emas dengan harga peling premium, dijual hanya 3 satuan: 0,5 gram, 1 gram, dan 8 gram. Pelemahan paling tipis terjadi pada satuan 0,5 gram sebesar -0,58% menjadi Rp 606.000/batang.

Sebaliknya, pelemahan terbesar terjadi pada jenis emas Antam retro, terutama terjadi pada satuan 5 gram yakni sebesar -0,69% atau Rp 31.000/gram menjadi Rp 4.463.000/batang. Emas retro merupakan jenis emas Antam paling fluktuatif harganya. Ia berbentuk kemasan lama di mana keping emas dan sertifikatnya terpisah. Emas ini terakhir kali diproduksi pada tahun 2018.

Adapun emas jenis UBS turun rata-rata 0,62%. Koreksi terbesar terjadi pada emas satuan 0,5 gram, yakni sebesar 0,82% menjadi Rp 486.000/unit. Emas UBS adalah emas yang diproduksi oleh perusahaan swasta yang berdiri sejak 1981 di Surabaya, PT Untung Bersama Sejahtera.

Koreksi harga emas tersebut mengikuti tren di dunia tatkala harga lobam mulia tersebut tertekan 0,88% ke US$ 1.782,80/troy ons pada perdagangan Jumat, sehingga memicu proyeksi bahwa harga masih akan tertekan dalam jangka menengah.

Rilis data inflasi AS berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) kembali menanjak, memicu perkiraan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan lebih agresif dalam melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

Pasar memprediksi The Fed melakukan tapering sebesar US$ 15 miliar setiap bulannya, dari nilai saat ini sebesar US$ 120 miliar. Sehingga memerlukan waktu 8 bulan hingga QE menjadi nol alias selesai. Tapering pada 2013 memicu emas masuk tren bearish hingga 2015.

Inflasi PCE AS tumbuh 4,4% year-on-year (YoY) pada September, menjadi yang tertinggi sejak 1991. Angka itu naik dari bulan sebelumnya 4,3%. Iinti PCE tumbuh 3,6% YoY, sama dengan pertumbuhan Agustus, tetapi juga di level tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Keuntungan Pelaku Bisnis Manfaatkan Solusi-Layanan Digital HSBC