Ada Angin Segar dari Barat, Emas Pegadaian Melesat Pekan Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 02/08/2021 10:35 WIB
Foto: Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia sedang dalam tren naik setelah mendapat angina segar dari Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu. Kenaikan harga emas dunia tersebut tentunya akan berdampak pada harga emas di dalam negeri. Meski demikian, harga emas acuan di Pegadaian masih stagnan pada perdagangan Senin (2/8/2021).

Melansir data dari situs resmi Pegadaian, harga jual emas acuan stagnan di Rp 886.000/batang sama dengan harga Minggu kemarin. Sementara harga jual emas acuan juga stagnan di Rp 859.000/batang.

Untuk emas batangan, Pegadaian menjual 3 jenis emas Antam dan UBS berbagai ukuran/satuan. Berikut daftar lengkap harga emas di Pegadaian hari ini.


SatuanHarga AntamHarga Antam RetroHarga Antam BatikHarga UBS
0.5Rp543.000Rp507.000Rp619.000Rp505.000
1.0Rp981.000Rp949.000Rp1.141.000Rp947.000
1.06Rp0Rp0Rp0Rp0
2.0Rp1.899.000Rp1.877.000Rp0Rp1.877.000
2.5Rp0Rp0Rp0Rp0
2.13Rp0Rp0Rp0Rp0
3.0Rp2.822.000Rp2.787.000Rp0Rp0
4.0Rp0Rp0Rp0Rp0
4.25Rp0Rp0Rp0Rp0
5.0Rp4.669.000Rp4.632.000Rp0Rp4.637.000
8.0Rp0Rp0Rp8.628.000Rp0
10.0Rp9.279.000Rp9.206.000Rp0Rp9.224.000
20.0Rp0Rp0Rp0Rp0
25.0Rp23.068.000Rp22.885.000Rp0Rp23.015.000
50.0Rp46.052.000Rp45.686.000Rp0Rp45.934.000
100.0Rp92.023.000Rp91.289.000Rp0Rp91.830.000
250.0Rp229.781.000Rp0Rp0Rp229.506.000
500.0Rp459.344.000Rp0Rp0Rp458.471.000
1000.0Rp918.646.000Rp0Rp0Rp915.950.000

Harga emas dunia menjadi salah satu faktor utama yang menentukan harga emas di Pegadaian. Di pekan ini harga emas dunia diprediksi akan naik lagi,

Hasil survei mingguan Kitco menunjukkan, dari 14 analis di Wall Street sebanyak 11 orang atau 79% memberikan proyeksi bullish (tren naik), sisanya netral, tidak ada satu pun yang memberikan proyeksi bearish (tren turun).

Sementara survei yang dilakukan terhadap investor dan pelaku pasar lainnya atau yang dikenal dengan Main Street, dengan 862 partisipan menunjukkan 70% memberikan proyeksi bullish, 18% bearish, dan sisanya netral.

Artinya, mayoritas analis dan investor kompak melihat harga emas akan naik di pekan ini, sebab ada angina segar bagi emas dari Amerika Serikat.

Bank sentral AS (The Fed) dalam pengumuman kebijakan moneternya masih belum memberikan kejelasan kapan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) akan dilakukan. Pasar pun berspekulasi tidak akan ada tapering di tahun ini.

Spekulasi tersebut diperkuat setelah rilis data pertumbuhan ekonomi serta inflasi AS yang lebih rendah dari prediksi.

Produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal II-2021 dilaporkan sebesar tumbuh 6,5% di kuartal II, sedikit lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya 6,3%, tetapi jauh di bawah estimasi Dow Jones sebesar 8,4%.

Kemudian, inflasi berdasarkan berdasarkan Personal Consumption Expenditure (PCE) di bulan Juni dilaporkan melesat 3,5% (year-on-year/YoY), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,4% YoY, tetapi di bawah hasil polling Reuters sebesar 3,7%. Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun Juli 1991.

Inflasi tersebut sudah tinggi, tetapi dengan lebih rendah dari polling, tentunya menguatkan pernyataan The Fed jika inflasi tinggi hanya bersifat sementara. Artinya, tekanan bagi The Fed untuk segera melakukan tapering mereda. Emas pun berpotensi berjaya.

Selanjutnya, pelaku pasar akan menanti rilis data tenaga kerja AS di pekan ini. Sebab selain inflasi data tenaga kerja juga merupakan acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter. Jika data tenaga kerja juga menunjukkan pelemahan, maka harga emas dunia berpotensi melesat dan mengerek emas batangan di Pegadaian.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Emas - Obligasi Jadi Primadona Saat Perang Dagang Belum Usai