
Aduh Biyung! Harga Emas Antam Jeblok ke Level Rendah 9 Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam jeblok pada perdagangan Selasa (30/3/2021) setelah turun tipis awal pekan kemarin. Merosotnya harga emas dunia pada perdagangan Senin menjadi faktor dibalik jebloknya emas Antam hingga menyentuh level terendah 9 bulan. Di pekan ini, emas memang diprediksi kesulitan untuk menguat.
Melansir data dari situs resmi miliki PT Antam, logammulia.com, emas ukuran/satuan 1 gram jeblok 1,09% ke Rp 911.000/US$. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 26 Juni 2020 lalu.
Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan merosot 1,16% ke Rp 85.312.000/batang atau Rp 853.120/gram.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 505.500 | Rp 1.011.000 |
1 Gram | Rp 911.000 | Rp 911.000 |
2 Gram | Rp 1.762.000 | Rp 881.000 |
3 Gram | Rp 2.618.000 | Rp 872.667 |
5 Gram | Rp 4.330.000 | Rp 866.000 |
10 Gram | Rp 8.605.000 | Rp 860.500 |
25 Gram | Rp 21.387.000 | Rp 855.480 |
50 Gram | Rp 42.695.000 | Rp 853.900 |
100 Gram | Rp 85.312.000 | Rp 853.120 |
250 Gram | Rp 213.015.000 | Rp 852.060 |
500 Gram | Rp 425.820.000 | Rp 851.640 |
1000 Gram | Rp 851.600.000 | Rp 851.600 |
Harga emas dunia pada perdagangan Senin kemarin merosot 1,15% ke Rp 1.711,99/troy ons. Kenaikan yield obligasi (Treasury) AS yang naik ke level 1,7% membuat emas nyungsep.
Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.
Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.
Sementara survei mingguan yang dilakukan Kitco menunjukkan mayoritas para analis memprediksi harga emas akan turun di pekan ini, meski yang meramal akan naik juga nyaris sama.
Dari 16 analis Wall Street yang disurvei, sebanyak 8 analis memberikan proyeksi bearish (tren menurun), 7 analis bullish (tren naik), dan sisanya netral.
Hasil berbeda didapat ketika survei dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dengan partisipas sebanyak 807 orang. Hasilnya 47% responden memberikan proyeksi bullish, 32% bearish, dan sisanya netral.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emas Dunia Turun, Harga Emas Antam Hari Ini Malah Naik Rp3000
