InvesTime

Ada Lho Bulan Tercuan buat Investasi Saham, Mitos atau Fakta?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
05 March 2021 15:10
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2018). Pasca ambruknya koridor lantai 1 di Tower 2 Gedung BEI kemarin (15/1/2018), hari ini aktifitas perdagangan saham kembali berjalan normal
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi Anda, kalangan investor saham pemula mungkin tidak banyak mengetahui ada bulan-bulan tertentu yang mampu menghasilkan 'cuan' maksimal. Apakah ini fakta atau mitos belaka?

Perlu diketahui, bahwa pasar saham memiliki siklus tersendiri. Mulai dari istilah January Effect, Sell In May and Go Away, Window Dressing, hingga Santa Claus Rally. Anda bukan tidak mungkin menghasilkan cuan dari siklus-siklus tersebut.

Michael Setjoadi, VP PT RHB Sekuritas Indonesia mengakui memang ada beberapa bulan tertentu yang bisa menghasilkan cuan maksimal. Namun, hal tersebut akan tetap bergantung pada portofolio yang Anda miliki.

"Tergantung dari masing-masing investor, posisinya pada suatu saham apakah sudah ada atau belum. Kalau kita belum ada pada posisi yang tepat di Sell In May, di mana harga indeks sedikit terkoreksi bisa collect dari investor," kata Michael dalam program InvesTime CNBC Indonesia, Kamis malam (4/3/2021).

Menurut Michael, potensi cuan dari para investor saham tergantung dari karateristik investor itu sendiri. Pasalnya, tidak semua cuan yang dihasilkan sama karena pelaku pasar saham bukan hanya investor jangka pendek.

"Apakah investasi jangka pendek, atau panjang. Di mana yang panjang pun tidak terlalu melihat kalender karena ini jangka investasi dalam beberapa bulan saja," katanya.

Para investor pemula yang memiliki karateristik jangka pendek, kata dia, perlu lebih jeli dalam melihat timing berinvestasi. Jika Anda tepat, bukan tidak mungkin Anda bisa meraup cuan yang maksimal.

"Jika kita rasa timing itu sesuatu yang sangat penting, tetapi fundamental perusahaan tidak mendukung dengan performa harga sahamnya, tentu cuan atau keuntungan yang dihasilkan tidak maksimal atau malah merugi," katanya.

Sebagai informasi, Sell In May and Go Away merupakan salah satu strategi menjual saham di bulan Mei dan akan kembali membeli saham pada November. Tujuannya, untuk menghindari periode Mei - Oktober yang biasanya memiliki tingkat kenaikan harga lebih rendah dari bulan lainnya.

Sementara itu, Santa Claus Rally merupakan fenomena yang terjadi saat kenaikan pembelian saham dalam dua minggu terakhir di akhir tahun. Biasanya, sebagian investor memborong saham untuk mengantisipasi Januari Effect.

Adapun January Effect adalah sebuah pola di pasar modal ketika harga saham cenderung mengalami kenaikan pada dua minggu pertama di awal tahun.

Terakhir, adalah fenomena window dressing. Fenomena ini secara tidak langgung menaikkan harga saham unggulan, karena fund manager akan berusaha meningkatkan nilai saham yang dimilikinya sehingga penutupan tahun kinerja yang dikelola terlihat baik. Aksi ini akan membuat indeks bergerak naik.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tips Cari Saham Berperforma Baik di Masa Window Dressing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular