Jakarta, CNBC Indonesia - Tokoh investor saham kenamaan di Indonesia, Lo Kheng Hong (LKH), memberikan pandangannya terkait dengan strategi investasi saham di awal tahun 2021, atau Tahun Kerbau Logam ini, terutama bagi investor baru.
Tahun lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan terakhir tahun 2020, Rabu (30/12/2020), yakni melemah 0,95% ke level 5.979,07. Meski demikian, koreksi IHSG secara year to date (YTD) hanya minus 5,09%.
Lo Kheng Hong, yang menganut prinsip value investing dan sangat 'fanatik' dengan kisah sukses dengan Warren Buffett, orang terkaya nomor tiga di dunia, ini pun memberikan wejangan terhadap para investor baru.
"JPMorgan mengatakan IHSG akan menuju 6.800. Semoga benar," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (4/1/2021).
Pada akhir perdagangan tahun lau, Rabu (30/12/2020), data perdagangan menunjukkan, ada 143 saham naik, 365 saham melorot, dan 118 saham stagnan dengan nilai transaksi Rp 14,51 triliun dan volume perdagangan 24,71 miliar saham.
Asing tercatat masuk alias beli bersih Rp 508,02 miliar di pasar reguler. Selama tahun berjalan, asing sudah kabur mencapai Rp 61,01 triliun, sementara itu selama setahun terakhir asing kabur Rp 58,45 triliun di pasar reguler.
NEXT: Apa Strategi buat Investor?
Lo Kheng Hong meyakini tahun ini prospek ekonomi Indonesia membaik karena didukung dengan kebijakan pemerintah.
"Kalau semua berjalan dengan baik, apalagi didukung suku bunga yang rendah, bertambah banyaknya investor baru, dan vaksinasi di tahun 2021, akan membuat ekonomi bertumbuh kembali," jelas pemegang saham PT Petrosea Tbk (PTRO) ini.
Dia mengalahkan, bagi investor yang ingin masuk ke pasar modal, ingin berinvestasi di saham tertentu, maka yang pertama bisa dilakukan membaca laporan tahunan atau annual report dan laporan keuangan (lapkeu) emiten.
"Pesan saya kepada investor baru agar membaca annual report dan laporan keuangan, agar kita tahu, apa yang kita beli, jangan membeli karena rumor, jangan membeli karena info dari teman, sangat berisiko dan sangat berbahaya," kata pemegang saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) ini.
"Jangan membeli kucing dalam karung, tapi kita harus tahu apa yang kita beli, melalui membaca annual report dan laporan keuangan."
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan ada dua faktor yang bisa membawa IHSG bergerak lebih baik di tahun ini.
Pertama, dari sisi perekonomian ada UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Ciptaker) alias Omnibus Law yang akan memberikan kemudahan berusaha bagi investor yang ingin berinvestasi di Indonesia. UU ini diteken pada 5 Oktober 2020 dalam sidang paripurna DPR.
Kedua, dari sisi kesehatan, pengadaan vaksinasi gratis dan penerapan protokol kesehatan menjadi prioritas untuk meningkatkan kepercayaan publik dalam melakukan aktivitas sosial-ekonomi.
"Tentu dengan perencanaan vaksinasi di tahun 2021 diharapkan terjadi pencegahan Covid dan akan Meningkatkan mobilitas masyarakat dan mobilitas masyarakat ini tentunya akan mendorong kegiatan perekonomian," ujarnya dalam pidato penutupan perdagangan BEI, Rabu (30/12/2020).
Lanjutnya, dengan sentimen positif ini, bahkan JPMorgan juga memproyeksikan IHSG akan mencapai rekor tertinggi hingga 6.800 pada Desember 2021.
Perusahaan efek Grup Bank Mandiri, PT Mandiri Sekuritas juga optimistis pasar saham dalam negeri tahun ini, yang tercermin dari IHSG akan bergerak ke posisi 6.850 di penghujung tahun.
Pasalnya 2021 dinilai akan menjadi titik balik dari pemulihan ekonomi di Indonesia.
Saat ini LKH memiliki beberapa portofolio investasi, mulai dari lembaga keuangan hingga komoditas sumber daya alam (SDA).