
Emas Antam ke Rp 1 Juta, Sebelum Terompet Tahun Baru Ditiup?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam naik pada perdagangan hari ini, Senin (28/12/2020). Satuan 1 gram naik 0,41% ke Rp 977.000/batang, artinya semakin dekat dengan level psikologis Rp 1.000.000/batang.
Terakhir kali harga emas Antam satuan 1 gram di atas Rp 1.000.000/batang pada 9 November lalu. Secara persentase, emas berjarak 2,35% dari level tersebut, tidak terlalu besar sehingga bisa dicapai dalam hitungan hari, tentunya dengan syarat harga emas dunia terus menanjak.
Harga emas dunia memang menjadi faktor utama yang menentukan naik-turunnya harga logam mulia di dalam negeri. Selain itu ada juga kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan supply-demand.
Harga emas dunia Harga emas dunia pagi ini melesat 1,25% ke US$ 1.900,04/troy ons, setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menandatangani rancangan undang-undang (RUU) stimulus fiskal senilai US$ 900 miliar.
Jika harga emas dunia mampu terus melesat naik dalam beberapa hari ke depan, harga emas Antam tentunya berpeluang menembus lagi level Rp 1.000.000/batang sebelum terompet tahun baru ditiup.
Tetapi jika penguatan harga emas dunia tertahan di bawah US$ 1.900/troy ons, maka memerlukan waktu yang lebih lama bagi emas Antam kembali ke atas Rp 1.000.000/batang.
Stimulus fiskal merupakan salah satu "bahan bakar" utama emas untuk menguat. Pada bulan Maret lalu, saat Pemerintah AS menggelontorkan stimulus fiskal jilid I, yang disebut CARES Act dengan nilai US$ 2 triliun, harga emas dunia terus meroket hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus lalu.
Di hari yang sama, emas Antam juga memecahkan rekor termahal sepanjang sejarah Rp 1.065.000/batang untuk satuan 1 gram.
Presiden Trump akan lengser dari jabatannya, dan digantikan oleh Joseph 'Joe' Biden, pada 20 Januari mendatang. Biden sebelumnya sudah mengatakan akan menggelontorkan stimulus tambahan guna membantu perekonomian AS.
Dengan demikian, ke depannya, emas memiliki "bahan bakar" lagi untuk menguat. Oleh karena itu, banyak analis yang memprediksi tahun ini adalah awal dari periode pengiuatan panjang emas atau yang disebut supercycle.
Profesor ekonomi terapan di John Hopkins University, Steve Hanke, dalam wawancara dengan Kitco, Selasa (22/12/2020), mengatakan komoditas termasuk emas akan memasuki fase supercycle tersebut pada tahun 2021 mendatang.
"Supply sangat terbatas, stok rendah, dan ekonomi mulai bangkit dan maju ke depan, harga komoditas akan naik dan memulai supercycle. Saya pikir saat ini kita sudah melihat tanda awalnya," kata Hanke, sebagaimana dilansir Kitco.
Andy Hecht dari bubbatrading.com menjadi salah satu analis yang juga memprediksi emas masuk supercyle. Hetch bahkan mengatakan senang melihat harga emas turun di bawah US$ 1.900/troy ons.
"Saya menyambut penurunan harga emas, saya ingin melihat harga emas turun, itu artinya saya akan membeli lebih banyak emas," kata Hecht sebagaimana dilansir Kirco, Kamis (23/10/2020).
"Saya melihat kita masih di tahap awal supercyle komoditas, itu artinya emas akan melesat tinggi, begitu juga dengan perak," katanya.
Harga emas Antam sempat naik ke atas level Rp 1 juta per gram pada Agustus lalu. Emas Antam mencatatkan harga tertingginya sepanjang sejarah pada 7 Agustus 2020. Kala itu harga emas Antam dibanderol di Rp 1.065.000/gram.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Panik ya! Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Rp 7.000