Orang Ini Cuan 200x Warren Buffett, Ada yang Tahu Siapa Dia?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
09 November 2020 19:45
INFOGRAFIS, Kisah Sukses Sang Ahli Matematika
Foto: Infografis/Kisah Sukses Jim Simons/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama Warren Buffett tentu sudah tidak asing lagi di telinga para investor karena kepiawaiannya menghasilkan cuan di pasar modal selama puluhan tahun dengan style value investing-nya. Namun pernahkah Anda mendengar seorang bernama James Harris Simons alias Jim Simons ?

Nama yang barusan disebut setelah Oracle of Omaha itu bahkan menghasilkan cuan 200 kali lipat lebih besar ketimbang Buffett dalam tiga dekade terakhir. Lantas siapakah dia? Apa yang diperbuat sampai menghasilkan untung sebegitu besarnya?

Jim Simons bisa dikatakan seorang legenda di Wall Street. Ia adalah seorang pria berkebangsaan AS yang lahir 82 tahun silam. Selain sebagai ahli matematika, ia mengawali karirnya sebagai seorang pemecah kode (kriptografi) di National Security Agency (NSA) pada 1964. 

Pada 1964-1968 ia merupakan salah satu staf riset di lembaga bentukan Kementerian Pertahanan AS bernama Institute for Defense Analyses. Simons juga menjadi pengajar matematika di kampus terbaik dunia yaitu Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University.

Setelah itu ia bergabung ke Stony Brook University untuk menjadi dosen. Selama menjadi seorang ahli matematika untuk bidang pertahanan, karirnya tidak bisa dibilang mulus karena Simons pernah dipecat gara-gara berkomentar soal perang di Vietnam tahun 1970-an. 

Barulah di tahun 1982, ia mendirikan firma investasi (hedge fund) yang diberi nama Renaissance Technologies. Pada dasarnya hedge fund dan reksadana memiliki kesamaan yaitu menghimpun dana dari investor untuk diputar ke berbagai aset keuangan guna mendapatkan keuntungan. 

Namun ada perbedaan signifikan yang membuat hedge fund lebih spesial. Tidak seperti reksadana, hedge fund diberi keleluasaan untuk melakukan berbagai strategi investasi di berbagai kelas aset bahkan boleh menggunakan leverage (utang) yang besar guna meningkatkan keuntungan. 

Oleh sebab itu, hedge fund kebanyakan hanya menarget investor institusional seperti dana pensiun, asuransi, dana investasi negara (SWF) hingga investor individual yang bermodal besar. 

Tahun 1988 menjadi awal bersinarnya kiprah Simons ketika Renaissance Technologies meluncurkan salah satu produknya yang diberi nama Medallion Fund. Sejak 1988-2018 dalam periode 30 tahun tersebut, Medallion Fund menghasilkan return kotor per tahun sebesar 66%.

Bahkan setelah dipotong dengan management fee dan performance fee yang masing-masing 5% dan 44%, cuan bersihnya masih 39% per tahun! Ngerinya lagi karakteristik Medallion Fund cenderung market neutral alias tak peduli kondisi pasar lagi bagus atau jatuh return yang dihasilkan tetap positif. 

Tengok saja ketika dot.com crash tahun 2000 terjadi, kemudian pada 2008 ketika terjadi krisis keuangan global akibat subprime mortgage membuat ekonomi global jatuh ke resesi dan pasar saham anjlok. Cuan dari Medallion Fund justru sangat fantastis. Di dua momen krisis itu, Medallion Fund mampu membukukan untung lebih 120%.

Kinerja yang sangat kinclong kembali dibuktikan Medallion Fund ketika aksi jual besar-besaran di pasar keuangan terjadi Maret lalu saat WHO mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi. Saat pasar sedang anjlok secara brutal, Medallion Fund justru meraup untung 9,9%. 

Dalam sejarah belum ada yang berhasil menandingi kehebatan Simons melalui Medallion Fund miliknya dalam hal menghasilkan uang. Bahkan sang investor kawakan Warren Buffett. 

Secara sederhana jika seorang menginvestasikan uangnya sebesar US$ 1 di pasar saham 30 tahun silam, maka uang tersebut akan bertumbuh menjadi US$ 20. Jika uang tersebut diinvestasikan ke saham milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway maka dapat bertumbuh menjadi US$ 100. 

Namun jika diinvestasikan ke Medallion Fund uang tersebut akan tumbuh menjadi US$ 20.000. Artinya cuan yang dihasilkan 1.000 kali dari cuan yang diperoleh dari investasi di S&P 500 dan 200 kali lebih besar dari investasi di Berkshire Hathaway. 

Sayang seribu sayang tidak bisa sembarangan orang boleh berinvestasi ke Medallion Fund. Dana kelolaan tersebut hanya untuk para karyawan Renaissance Technologies saja. 

Strategi investasi a la Simons sangat berbeda dengan Buffett. Jika Buffett piawai dalam mencari saham salah harga dan membelinya di harga murah dan menghasilkan untung ketika harganya naik, Simons sangatlah piawai untuk mencari sinyal di pasar. 

Dana kelolaan Medallion Fund tidak hanya diputar di aset-aset ekuitas saja, tetapi juga dialokasikan ke berbagai kelas aset lain seperti surat utang, valuta asing hingga komoditas dan derivatif. 

Medallion Fund tidak hanya berinvestasi dengan cara long saja yang artinya membeli di harga rendah dan menjual di harga tinggi, tetapi juga dengan cara short atau jual kosong, serta strategi lain yang lebih rumit.

 

Dalam sebuah wawancara di TED, lima tahun silam Simons membeberkan bahwa perusahaannya itu menggunakan sebuah algoritma trading yang dibentuk dengan mengumpulkan jutaan data mulai dari data keuangan, ekonomi, transaksi, tren historis dan pola harga berukuran terabyte dalam sehari. 

Ia dan tim membangun model tersebut dan mensimulasikannya dengan bantuan super komputer untuk mengeksekusi posisi trading yang dikehendaki tanpa bias emosional ketika proses pengambilan keputusan dilakukan oleh manusia. 

Kesuksesan Simons dalam menghasilkan uang tidak berasal dari dirinya sendiri saja yang merupakan pakar matematika kawakan. Ia juga terkenal dengan pemikiran yang out of the box.

Daripada mempekerjakan orang dengan background ekonomi ataupun keuangan, Simons lebih memilih orang berlatarbelakang sains seperti fisikawan hingga rocket scientist. Menurutnya membawa matematika dan sains ke dalam investasi dapat membantu memperoleh hasil yang lebih baik dan optimal. 

Ia juga menjadi salah satu tokoh dan pioneer dalam pengembangan perusahaan pengelola dana yang menggunakan strategi kuantitatif dalam berinvestasi. Bantuan model algoritma yang kompleksnya membantu Medallion Fund dalam meraup cuan dengan memanfaatkan inefisiensi yang ada di pasar. 

Sebenarnya selain Medallion Fund, produk investasi keuangan yang ditawarkan oleh Renaissance Technologies ada lagi dan terbuka untuk investasi publik. Dua produk investasi lain yang ditawarkan firma ini adalah Renaissance Institutional Equities Fund (RIEF) dan Renaissance Institutional Diversified Alpha (RIDA).

Hanya saja kinerja dua produk keuangan Simons tersebut tak sementereng Medallion Fund karena selain cuannya jauh lebih kecil, dua produknya tersebut pergerakannya mengikuti volatilitas di pasar. Itulah sebabnya banyak pihak yang bertanya-tanya mengapa ada gap kinerja yang sebegitu besar. 

Kini Jim Simons juga aktif sebagai seorang filantropis. Kecintaannya pada matematika dan sains membuatnya memberikan donasi untuk bidang pendidikan terutama matematika dan sains. 

Kisah sukses Jim Simons tersebut dituangkan ke dalam sebuah buku yang berjudul 'The Man Who Solved The Market How Jim Simons Launched The Quant Revolution'. Buku tersebut ditulis oleh jurnalis keuangan kawakan The Wall Street Journal bernama Gregory Zuckerman.  


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terkuak! 10 Rahasia yang Bikin Warren Buffett Tajir Melintir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular