
Yah...Turun Lagi! Hari Ini Harga Emas Antam Rp 854.000/gram

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari Selasa ini (12/5/2020) turun 0,93% atau sebesar Rp 8.000 menjadi Rp 854.000/gram dari perdagangan Senin kemarin di level Rp 862.000/gram.
Sebelumnya pada perdagangan kemarin, harga emas Antam stagnan dari posisi harga Sabtu yakni Rp 862.000/gram.
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram melemah 0,93% berada di Rp 85,4 juta dari harga kemarin Rp 86,2 juta per batang.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Selasa ini (12/5/2020) juga turun Rp 8.000 menjadi Rp 903.000/gram setelah stagnasi di Rp 911.000/gram pada hari Senin kemarin.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga turun 0,74% atau Rp 6.000 ditetapkan pada Rp 806.000/gram, dari posisi kemarin Rp 812.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Penurunan harga emas Antam seiring dengan turunnya harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan hari Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia) karena dolar AS mendapat manfaat dari pembelian safe haven terdorong oleh kekhawatiran atas gelombang kedua infeksi virus corona.
Harga emas spot dunia turun 0,3% pada US$ 1.695,75/troy ons, sedangkan untuk harga emas berjangka AS anjlok 0,9% menjadi US$ 1.698/troy ons, melansir Reuters.
"Kami melihat permintaan jangka pendek untuk dolar yang sangat kuat," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
Dia menambahkan emas juga terperangkap di antara prospek inflasi moneter besar-besaran, yang seharusnya mendukung harga, dan tekanan deflasi dari data ekonomi yang lemah.
"Tapi dalam jangka panjang, lingkungan makro ini seharusnya benar-benar mengarah ke dolar yang lebih rendah dan itu adalah bagian dari kisah emas yang positif," tambah Ghali.
Sementara yang meredam permintaan untuk emas adalah penguatan dolar karena peringatan gelombang kedua infeksi Covid-19. Mata uang AS dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman (safe haven) menyaingi emas di saat ketidakpastian ekonomi dan politik.
Jerman melaporkan bahwa kasus baru infeksi Covid-19 semakin cepat setelah langkah awal untuk melonggarkan karantina wilayah, memicu alarm global bahkan ketika bisnis mulai dibuka kembali dari Paris hingga Shanghai. Korea Selatan juga melihat kenaikan infeksi virus corona.
Namun, para pelaku pasar mengatakan lintasan pergerakan harga emas akan menjadi positif dalam jangka panjang karena logam cenderung mendapatkan keuntungan dari langkah-langkah stimulus luas dari bank sentral karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Deretan pembacaan ekonomi AS yang buruk minggu lalu menggarisbawahi dampak virus dan mengangkat harapan langkah-langkah stimulus lebih lanjut dari Federal Reserve.
"Harga emas dapat naik secara nyata jika investor spekulatif ingin ikut dan tentu saja ada alasan bagus bagi mereka untuk melakukannya," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan, seperti yang dilansir dari Reuters.
"Mereka hanya perlu melihat langkah-langkah yang sangat ekspansi yang diambil oleh bank sentral dan pemerintah, yang akan mengarah pada peningkatan besar-besaran dalam neraca dan tingkat utang nasional."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Duh! Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi Goceng, Ada Apa?
