
Happy Cuan! Sepekan Harga Emas Antam Meroket Rp 10.000/Gram

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) selama sepekan melonjak 1,14% sebesar Rp 10.000 menjadi Rp 885.000/gram dari harga Sabtu (28/3/2020) di Rp 875.000/gram.
Setelah sempat memecahkan rekor pada perdagangan Jumat kemarin untuk harga emas Antam 1 gram yang melesat 2,83% sebesar Rp 26.000/gram menjadi Rp 944.000/gram dari hari sebelumnya Rp 918.000/gram.
Meskipun pada perdagangan hari Sabtu ini (4/4/2020) harga emas Antam turun 1,12% sebesar Rp 10.000 menjadi Rp 885.000/gram, dari hari sebelumnya Rp 895.000/gram.
Lonjakan harga emas Antam selama sepekan, seiring dengan kekhawatiran investor terhadap pertumbuhan ekonomi yang mungkin mengalami perlambatan bahkan kontraksi akibat wabah virus corona (COVID-19) bahkan resesi ekonomi.
Meluasnya penyebaran wabah virus corona yang bermula dari kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tersebut telah menyebar ke penjuru dunia tak terkecuali Indonesia. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan wabah tersebut menjadi pandemi.
Pada catatan terkini dari situs Universitas Johns Hopkins jumlah penduduk muka bumi yang terjangkiti pandemi corona mencapai 1,1 juta dengan tingkat kematian sebesar 58.929 jiwa, sangat mengkhawatirkan bukan?
Artinya bencana dunia dalam skala besar, sehingga berdampak pada pembatasan aktivitas sosial dan lain sebagainya karena sejumlah negara memberlakukan karantina wilayah (lockdown). Ketika ada pembatasan maka, roda perekonomian di seluruh dunia menjadi terganggu yang bisa berdampak ekonomi dunia memasuki resesi.
Seorang analis dari perusahaan perdagangan online OANDA mengatakan, "Harga emas [tak bisa ditahan] harus naik karena penyebaran virus semakin intensif, di tengah upaya karantina wilayah untuk mengurangi penyebaran virus," kata Ed Moya, analis di platform OANDA. "[Penguatan] harga emas harus didukung karena resesi global yang akan datang di pasar [dampaknya] akan lebih dalam dan lebih lama."
"Tren yang lebih tinggi bagi emas, bagaimana pun, akan bergelombang karena stimulus dari bank sentral yang [membuat pasar] stabil kemungkinan akan terjadi, karena pemerintah menjadi putus asa mengumpulkan uang tunai," tambah Ed Moya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Mengintip Pergerakan Harga Emas Sepekan, Sudah Cuan Belum?
