Global Bergejolak, Investor Asing Buru Obligasi Negara Maju

Irvin Avriano A, CNBC Indonesia
15 February 2019 21:05
Investor global memburu instrumen investasi yang dinilai lebih aman (safe haven instrumen)
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor global memburu instrumen investasi yang dinilai lebih aman (safe haven instrumen) di tengah kekhawatiran terkait dengan sentimen negatif damai dagang.

Kondisi tersebut membuat mayoritas pasar obligasi pemerintah negara berkembang terkoreksi pada perdagangan hari ini, termasuk Indonesia.

Beberapa instrumen yang dianggap sebagai safe haven dan menguat hari ini adalah dolar AS yang naik dan tercermin pada penguatan Dollar Index 0,12% menjadi 97,09, kenaikan harga komoditas emas 0,36% menjadi US$ 1.317 per troy ounce, serta pasar obligasi negara maju.

Terlihat, pasar bund di jerman, pasar OAT di Perancis, pasar gilt di Inggris, pasar JGN di Jepang, dan pasar US Treasury di AS kompak menguat.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 14 Feb 2019 (%)Yield 15 Feb 2019 (%)Selisih (basis poin)
Brasil8.968.8-16.00
China3.0473.094.30
Jerman0.1220.103-1.90
Perancis0.5490.538-1.10
Inggris 1.1831.151-3.20
India7.5347.5733.90
Italia2.7852.867.50
Jepang-0.006-0.02-1.40
Malaysia3.9823.886-9.60
Filipina6.2996.3424.30
Rusia8.248.295.00
Singapura2.1492.121-2.80
Thailand2.4352.4653.00
Turki14.2914.4920.00
Amerika Serikat2.7072.655-5.20
Afrika Selatan8.8958.90.50
Sumber: Refinitiv

Di dalam negeri, pasar surat utang negara (SUN) jugat erkoreksi karena isu global tersebut, yang juga ditambah faktor domestik yaitu defisit neraca perdagangan yang masih melebar meskipun terbatas.

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.

Seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR0068 dengan kenaikan yield 9,7 basis poin (bps) menjadi 8,3%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Yield Obligasi Negara Acuan 15 Feb 2019
SeriJatuh tempoYield 14 Feb 2019 (%)Yield 15 Feb 2019 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 15 Feb'19
FR00775 tahun7.7887.8243.607.7844
FR007810 tahun7.9668.0175.107.9937
FR006815 tahun8.2118.3089.708.2798
FR007920 tahun8.3438.4056.208.385
Avg movement6.15
Sumber: Refinitiv 

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.

Indeks tersebut turun 0,54 poin (0,23%) menjadi 239,36 dari posisi kemarin 239,9.

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 536 bps, melebar dari posisi kemarin 519 bps.

Yield US Treasury 10 tahun turun lagi hingga 2,65% dari posisi kemarin 2,69%.

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada seri 2 tahun-5 tahun dan seri 3 tahun-5 tahun, yaitu lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding seri lebih panjang.

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjaid kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

Yield US Treasury Acuan 15 Feb 2019
SeriBenchmarkYield 14 Feb 2019 (%)Yield 15 Feb 2019 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.432.4423 bulan-5 tahun-3.4
UST 20202 Tahun2.4962.52 tahun-5 tahun2.4
UST 20213 Tahun2.4732.4783 tahun-5 tahun0.2
UST 20235 Tahun2.4732.4763 bulan-10 tahun-21.3
UST 202810 Tahun2.6592.6552 tahun-10 tahun-15.5
Sumber: Refinitiv 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 925,59 triliun SBN, atau 37,84% dari total beredar Rp 2.446 triliun berdasarkan data per 13 Februari.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 32,34 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,72% pada periode yang sama.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dru) Next Article Cek! Cara Mudah Ketahui Kapan Investasi Kamu Cuan 100%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular