Saatnya Beli Reksa Dana, Kenapa?
07 November 2018 20:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode September-Oktober berimbas pada jumlah nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana saham yang ikut melemah. Dengan kondisi tersebut, maka ini adalah waktu yang tepat untuk segera memborong dan berinvestasi di reksa dana saham.
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NAB dari reksa dana saham selama satu bulan di akhir Oktober 2018 NAB ini mengalami penurunan menjadi Rp 134,23 triliun dari jumlah NAB di akhir September 2018 yang sebesar Rp 136,94 triliun.
Penurunan ini berbanding lurus dengan pelemahan indeks yang turun 3,21% sepanjang periode satu bulan tersebut. Kondisi ini tak hanya terjadi pada reksa dana saham saja.
NAB untuk reksa dana pendapatan tetap juga ikut tergerus menjadi Rp 98,79 triliun di akhir Oktober. Turun dari Rp 102,66 triliun di akhir bulan sebelumnya.
Lalu, reksa dana campuran juga tak luput dari koreksi. Meski turun tipis, NAB untuk reksa dana jenis ini turun dari Rp 23,64 triliun menjadi Rp 23,25 triliun dalam satu bulan.
Satu-satunya reksa dana yang jumlah NAB-nya mengalami peningkatan, yakni reksa dana pasar uang. NAB dari reksa dana ini mengalami kenaikan dalam satu bulan menjadi Rp 50,05 triliun, tumbuh dari Rp 45,22 triliun dalam satu bulan.
(miq/miq)
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NAB dari reksa dana saham selama satu bulan di akhir Oktober 2018 NAB ini mengalami penurunan menjadi Rp 134,23 triliun dari jumlah NAB di akhir September 2018 yang sebesar Rp 136,94 triliun.
Penurunan ini berbanding lurus dengan pelemahan indeks yang turun 3,21% sepanjang periode satu bulan tersebut. Kondisi ini tak hanya terjadi pada reksa dana saham saja.
![]() |
NAB untuk reksa dana pendapatan tetap juga ikut tergerus menjadi Rp 98,79 triliun di akhir Oktober. Turun dari Rp 102,66 triliun di akhir bulan sebelumnya.
Lalu, reksa dana campuran juga tak luput dari koreksi. Meski turun tipis, NAB untuk reksa dana jenis ini turun dari Rp 23,64 triliun menjadi Rp 23,25 triliun dalam satu bulan.
Satu-satunya reksa dana yang jumlah NAB-nya mengalami peningkatan, yakni reksa dana pasar uang. NAB dari reksa dana ini mengalami kenaikan dalam satu bulan menjadi Rp 50,05 triliun, tumbuh dari Rp 45,22 triliun dalam satu bulan.
Artikel Selanjutnya
Gara-gara Pandemi, Investasi Tak Lagi untuk Orang Tajir
(miq/miq)