Internasional

Banyak Investor Berutang untuk Beli Bitcoin

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
15 January 2018 11:58
Sebuah survei menunjukkan banyak investor berutang demi berinvestasi di cryptocurrency
Foto: Freepict
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa investor mengambil pilihan investasi berisiko demi masuk pasar mata uang kripto (cryptocurrency), dilansir dari CNBC.

Sekitar 18% pembeli Bitcoin menggunakan kartu kredit mereka untuk bertransaksi, menurut hasil survei marketplace khusus pinjaman LendEDU. Sekitar 20% dari investor tersebut belum melunasi saldo utang mereka. Frasa “Beli Bitcoin dengan kredit” bahkan populer di situs pencari Google selama beberapa minggu.

Hasil survei itu juga menunjukkan 33,6% pembeli Bitcoin membayar menggunakan kartu debit dan hampir 32% membayarnya menggunakan transfer antarbank. Sisanya melakukan pembayaran menggunakan metode lainnya.

Joseph Borg, Presiden North American Securities Administrators Association — sebuah lembaga sukarela yang memfokuskan diri pada perlindungan konsumen — mengatakan ia sering mendengar banyak orang mengorbankan kepentingan keuangan mereka demi memiliki mata uang kripto.

Beberapa masih dalam tahap yang wajar, seperti memindahkan sebagian investasi mereka dari saham atau reksadana ke mata uang kripto. Namun, beberapa orang bahkan berutang dengan kartu kredit mereka atau menjaminkan rumah mereka untuk mendapat pinjaman.

Sikap seperti itu, ia nilai, dapat dipahami dalam kondisi perekonomian seperti saat ini.

“Kita telah membanjiri orang-orang dengan paham bahwa sebagian besar warga Amerika tidak memiliki cukup tabungan, bahwa mereka tidak punya cukup banyak uang untuk pensiun,” kata Borg. “Orang-orang ingin menutup ini dengan berbagai cara yang mereka mampu. [Investasi] apa lagi yang sepopuler mata uang kripto saat ini?”

Namun, investasi yang berisiko akan membuat orang-orang tenggelam dalam utang, kata Joshua Fairfield, seorang ahli Bitcoin di Washington and Lee School of Law.

“Orang-orang memaksimalkan penggunaan kartu kredit mereka karena mereka pikir hal ini [mata uang kripto] akan memberi mereka banyak uang,” kata Fairfield. “Benar bahwa orang-orang sekarang membuat lebih banyak investasi berisiko di mata uang kripto.”

Namun, Bitcoin harus diperlakukan layaknya instrumen investasi tidak pasti lainnya, kata Fairfield.

Masalah lain yang timbul jika orang-orang berutang demi berinvestasi di mata uang kripto adalah mereka harus membayar utang sebelum mendapatkan imbal hasil yang cukup,  kata Erika Safran, pendiri Safran Wealth Advisors. Hal itu dapat memaksa mereka mencari sumber pembiayaan lain dan bisa jadi menciptakan masalah keuangan baru.

“Jika Anda dapat berinvestasi [di mata uang kripto] cukup lama, Anda mungkin akan mendapat hasil yang memuaskan,” kata Safran. “Namun dalam jangka pendek Anda mungkin tidak menyadari Anda memerlukan uang itu untuk membayar tagihan kartu kredit.”

Selain itu, tidak ada janji keuntungan yang diberikan mata uang kripto.

“Bitcoin tidak memiliki nilai dasar [underlying value],” kata Borg. “Jika bulan depan semua orang memutuskan bahwa Bitcoin telah lewat dan semua berpindah ke Ripple, nilai Bitcoin akan jadi nol. Sekarang, Anda memiliki utang kartu kredit lebih banyak, lalu apa yang akan Anda lakukan?”
(dru) Next Article Alternatif Investasi Baru: Alpukat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular