MARKET DATA

Emiten Berharap Investor Institusi Bisa Dongkrak IHSG Tahun Depan

Mentari Puspadini,  CNBC Indonesia
31 December 2025 07:35
Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) buka suara soal proyeksi arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2026.

Ketua AEI Armand Wahyudi Hartono menilai dari sisi partisipasi investor, pertumbuhan ritel sudah sangat pesat. Jumlah investor ritel kini telah melampaui 20 juta, jauh di atas target yang sebelumnya diproyeksikan baru tercapai pada 2027.

"Sebenarnya banyaklah opportunity ke depan. Semoga kalau ke depan masih ada ruang, kita harapkan dari institusi ya. Investor institusi juga ada opportunity untuk kalau itu bisa masuknya banyak, pasar modal juga akan lebih berkembang," jelasnya saat ditemui wartawan usai konferensi pers di Jakarta, Selasa, (30/12/2025).

Adapun capaian pasar modal Indonesia hingga akhir tahun ini sudah menunjukkan ketahanan yang cukup kuat meski sempat menghadapi tantangan besar.

Terkait proyeksi 2026, Armand menekankan bahwa fokus asosiasi adalah terus bekerja dengan baik. Dengan kinerja yang konsisten, ia optimistis pasar modal Indonesia akan semakin besar, menarik investor yang lebih berkualitas, dan pada akhirnya ikut mendorong kemajuan negara.

"Kita tidak bisa melihat masa depan, hanya bisa kerja keras," kata Armand.

Meski begitu, pada tiga bulan pertama tahun 2025, ia mengakui kondisi pasar cukup menantang, namun situasi membaik pada semester kedua. IHSG bahkan mampu kembali menguat hingga ditutup di kisaran 8.600, mencerminkan resiliensi pasar domestik.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, memasuki tahun 2026 terdapat sejumlah peluang yang dapat dimanfaatkan sekaligus tantangan yang perlu diantisipasi pada industri pasar modal Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, secara global volatilitas pasar masih akan dipengaruhi oleh perkembangan suku bunga global, dinamika harga komunitas, serta kondisi geopolitik.

"Namun demikian, fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat dan terjaga, Indonesia memiliki ruang yang memadai untuk melanjutkan penguatan kinerja pasar modal secara berkelanjutan," ujarnya di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (30/12).

Inarno mengatakan, OJK bersama SRO telah menetapkan berbagai prioritas pengembangan pasar modal di tahun depan, termasuk di dalamnya juga menjalin kolaborasi dengan institusi terkait seperti Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.

Di sisi lain, pihaknya juga akan meningkatkan keamanan siber, peningkatan integritas pasar, penguatan kelembagaan pelaku usaha jasa keuangan, serta pengembangan keuangan berkelanjutan.

 

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OJK Kaji Regulasi Universal Banking, Perluas Bisnis ke Pasar Modal


Most Popular
Features