MARKET DATA

Breaking News! IHSG Naik 1% Jelang Akhir Tahun 2025

mkh,  CNBC Indonesia
29 December 2025 14:17
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbang 1,01% atau 86,53 poin ke level 8.624,44 pada perdagangan intraday pukul 14.09 WIB hari ini, Senin (29/12/2025).

Indeks ditopang oleh kenaikan 480 saham. Tercatat 234 saham turun dan 244 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 15,78 triliun, melibatkan 27,42 miliar saham dalam 2,02 juta kali transaksi. 

Emiten Salim, Bakrie, dan Prajogo Pangestu tercatat menjadi penggerak utama indeks. Amman Mineral (AMMN) menyumbang 12,85 indeks poin. Barito Pacific (BRPT) 8,43 indeks poin, Bumi Resources Minerals (BRMS) 8 indeks poin, dan Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) 6,76 indeks poin. 

Sementara itu, aliran modal asing mengalir deras jelang tutup tahun 2025. Sepanjang sesi 1, asing membukukan net buy Rp 1,7 triliun.

Pergerakan emiten-emiten tersebut mampu membendung koreksi DCI Indonesia (DCII) dan Dian Swastatika Sentosa (DSSA) yang memiliki kapitalisasi besar.

Memasuki pekan terakhir perdagangan di tahun 2025, pelaku pasar akan dihadapkan pada sejumlah rilis data ekonomi penting baik dari dalam negeri maupun global yang berpotensi menjadi penggerak utama pasar.

Meski hanya akan ada tiga hari perdagangan di pekan ini seiring libur perayaan tahun baru, volatilitas tetap berpeluang meningkat seiring pasar mencerna berbagai sinyal arah ekonomi dan kebijakan moneter ke depan.

Dari dalam negeri, perhatian investor akan tertuju pada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Desember serta data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur.

Sementara dari eksternal, pasar global akan mencermati perkembangan kebijakan moneter dan data ekonomi dari Jepang, China, hingga Amerika Serikat. Rilis risalah FOMC The Fed, data inflasi AS, serta sinyal lanjutan dari Bank of Japan dan kondisi manufaktur China akan turut memengaruhi sentimen risiko global, pergerakan dolar AS, serta aliran modal ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balik Arah, Saham Prajogo Memerah


Most Popular
Features