MARKET DATA

IHSG Sesi 1 Ditutup Melemah 0,37% ke Level 8.614

Redaksi,  CNBC Indonesia
23 December 2025 12:52
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir turun 31,65 poin atau terkoreksi 0,37% ke level 8.614,19 pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (23/12/2025).

Sebanyak 301 saham naik, 348 turun, dan 154 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 14,55 triliun, melibatkan 23,09 miliar saham dalam 1,75 juta kali transaksi.

Mayoritas sektor perdagangan melemah, dengan koreksi terbesar dicatatkan oleh sektor finansial dan kesehatan. Sementara hanya sektor barang baku, industri dan konsumer non primer yang menguat tipis.

Emiten-emiten perbankan masih menjadi pemberat utama kinerja IHSG hari ini. Saham Bank Central Asia (BBCA) turun 1,53% ke Rp 8.050 per saham dan berkontribusi atas pelemahan 11,83 indeks poin. Saham-saham lainnnya yang menjadi pemberat IHSG termasuk BMRI, ASII, AMMN dan TLKM.

Pelaku pasar pada Selasa hari ini (23/12/2025) akan cenderung mengalihkan fokus data ekonomi global, terutama datang dari negeri Paman Sam, serta melihat respon lanjutan dari data ekonomi yang rilis kemarin dari China terkait suku bunga dan jumlah uang beredar di RI.

Dari dalam negeri, sentimen bisa datang dari konferensi pers kesepakatan dagang AS-Indonesia yang akan digelar hari ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Duta Besar RI untuk AS Dwisuryo Indroyono Soesilo akan menggelar konferensi pers terkait kesepakatan dagang AS- China.

Konferensi pers telah digelar pada pukul 08.30 WIB. Konferensi pers ini diharapkan bisa menjawab isu yang menyebut AS akan menghentikan kesepakatan dagang yang ditandatangani pada Juli 2025.

Kesepakatan dagang ini menjadi kunci bagi kenaikan ataupun penurunan tarif ekspor RI ke Amerika Serikat. Dampak kesepakatan ini sangat besar mulai dari ekspor, lapangan kerja, investasi hingga pertumbuhan ekonomi.

Lalu, sorotan utama investor global juga akan tertuju pada rilis final Pertumbuhan Ekonomi (GDP) AS untuk kuartal III-2025 yang diumumkan hari ini, Selasa (23/12/2025). Konsensus pasar memproyeksikan ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh melambat ke level 3,2%, turun dari estimasi sebelumnya yang berada di angka 3,8%.

Dalam konteks normal, perlambatan ekonomi adalah kabar buruk. Namun saat ini, angka 3,2% justru menjadi sinyal yang dinanti pasar.

Perlambatan yang terukur ini dikombinasikan dengan inflasi yang sudah jinak di 2,7%-mengonfirmasi bahwa skenario Soft Landing sedang berjalan mulus.

Ekonomi AS mendingin cukup untuk menekan inflasi, namun tetap tumbuh cukup kuat untuk menghindari resesi.

Ini memberikan karpet merah bagi The Federal Reserve untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga secara agresif tanpa keraguan.

Sementara itu, pasar saham Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan hari Selasa (23/12/2025), setelah perdagangan saham yang terekspos AI mengangkat indeks utama Wall Street tadi malam.

Hari ini, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,46% pada perdagangan awal, menuju kenaikan hari keempat berturut-turut. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,18%, sementara indeks Topix yang lebih luas mencatatkan kenaikan yang lebih besar sebesar 0,37%. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,32%, dengan indeks Kosdaq untuk saham berkapitalisasi kecil naik 0,21%.

Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 25.909, lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di 25.801,77.

Di Asia Tenggara, Singapura akan merilis data inflasi bulan November, dengan para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan tingkat inflasi negara kota tersebut akan naik ke level tertinggi pada tahun 2025.

Semalam di AS, S&P 500 naik 0,64%, mencatat kenaikan positif untuk hari ketiga berturut-turut. Dow Jones Industrial Average naik 0,47%, dan Nasdaq Composite naik 0,52%.

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Sesi I Turun 0,33%, Saham Konglomerat Ambruk


Most Popular
Features