MARKET DATA

Baru 4 Hari Melantai, Saham Superbank (SUPA) Dibuka ARB Pagi Ini

ayh,  CNBC Indonesia
22 December 2025 09:17
Superbank. (Dok. Superbank)
Foto: Superbank. (Dok. Superbank)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) langsung menyentuh harga batas bawah alias auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan pagi ini. Saham bank milik Grup Emtek ini tercatat melemah 14,63% ke level Rp1.050 per saham hingga pukul 9:10 WIB.

Volume perdagangan saham SUPA terlihat sebanyak 276 juta lembar saham, dengan frekuensi transaksi sebanyak 101,3 ribu kali senilai Rp316,8 miliar.

Emiten bank digital ini sendiri baru resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, (17/12/2025), atau baru 4 hari melantai. Pada awal perdagangan SUPA naik 24,4% atau menyentuh level auto reject atas (ARA) ke level 790. Kolom antrean beli mencapai 12,49 juta lot di harga ARA.

Diketahui, SUPA melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan menetapkan harga penawaran umum perdana sebesar Rp635 per saham, dan melepas 4,4 miliar saham baru.

Angka ini setara dengan 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Melalui aksi korporasi ini, Superbank berhasil menghimpun dana sebesar Rp2,79 triliun.

Dalam pembukaan perdagangan hari ini, SUPA membukukan harga Rp790 per helai. Ia mengalami kenaikan 24,41% saat pembukaan perdagangan hari ini.

Presiden Direktur Superbank Tigor Siahaan mengatakan, pencatatan saham Superbank di IDX membuka babak baru dalam perjalanan bank besutan Emtek Group ini

"Dengan dukungan pemegang saham dan ekosistem digital yang kuat, kami semakin siap memperluas akses kredit, mempercepat inovasi produk, dan menghadirkan layanan finansial yang aman dan relevan bagi jutaan masyarakat Indonesia. Modal yang diperoleh dari IPO ini akan memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang kami," ujar Tigor dalam pencatatan perdananya, di Main Hall BeiD Jakarta.

Adapun dana yang diraih perseroan dari IPO seluruhnya setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk, sekitar 70% dana hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja untuk memperkuat penyaluran kredit kepada segmen underbanked baik ritel dan UMKM, area yang menjadi fokus pertumbuhan utama Superbank.

Sementara itu, sekitar 30% akan dialokasikan untuk belanja modal, termasuk pengembangan produk pendanaan dan pembiayaan, digital payment systems, infrastruktur teknologi informasi, penguatan sistem operasional, serta investasi jangka panjang di AI, data analytics, dan cybersecurity.

(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Superbank Ungkap Rencana IPO dan Proyek dengan Grab


Most Popular
Features