MARKET DATA

MORA dan MyRepublic Merger, DSSA Jadi Pengendali

Romys Binekasri,  CNBC Indonesia
18 December 2025 09:40
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia — PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) dan PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia) telah mengumumkan kesepakatan penggabungan atau merger. Dalam aksi korporasi ini, Moratelindo akan menjadi entitas yang bertahan dan berganti nama menjadi PT Ekamas Mora Republik Tbk.

Setelah penggabungan efektif, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) akan menjadi pemegang saham pengendali PT Ekamas Mora Republik Tbk (MORA) dari entitas hasil penggabungan melalui kepemilikan secara tidak langsung.

Melalui merger ini, PT Ekamas Mora Republik Tbk optimis akan menjadi entitas yang lebih kuat dan berdaya saing tinggi, dengan kapasitas yang tidak dapat dicapai oleh kedua perusahaan secara mandiri sebelum merger dilakukan. Optimisme tersebut karena masing-masing perusahaan membawa kekuatan jaringan yang saling melengkapi.

Moratelindo merupakan Penyedia Akses Jaringan (NAP) dan Penyedia Layanan Internet (ISP) dan salah satu penyedia jaringan tulang punggung telekomunikasi (Fiber Optic Backbone) terbesar di Indonesia.

Per September 2025, Moratelindo memiliki total panjang kabel serat optik sebesar lebih dari 57 ribu km dan 6 data center berkapasitas 3,3 megawatt, dengan lebih dari 16,8 ribu pelanggan enterprise, hampir 1 juta total homepass, dan lebih dari 296 ribu jumlah pelanggan ritel.

Sementara itu, MyRepublic Indonesia, entitas anak PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), merupakan penyedia jaringan fiber to the home (FTTH). Per September 2025, MyRepublic Indonesia melayani lebih dari 1,52 juta pelanggan ritel dengan layanan internet cepat hingga 1 Gbps, dan memiliki lebih dari 58 ribu km kabel serat optik dengan lebih dari 8,7 juta homepass.

Presiden Direktur PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) Krisnan Cahya mengatakan, merger ini juga akan mendukung program pemerintah percepatan dan pemerataan ekosistem digital di tanah air.

"Melalui penguatan jangkauan jaringan dan peluncuran berkelanjutan, kita bisa mendorong ekosistem digital lokal yang inklusif dan berkelanjutan," ujarnya di Jakarta, Kamis (18/12).

Sementara Direktur Utama dan CEO Moratelindo Jimmy Kadir mengatakan merger ini akan membuka ruang untuk pertumbuhan Perusahaan yang lebih luas dengan potensi yang semakin besar.

"Cakupan jaringan dan kapasitas infrastruktur yang saling melengkapi dapat menghadirkan layanan yang lebih stabil, cepat, dan cakupan lebih luas bagi pelanggan, sekaligus mempercepat ekspansi jaringan secara optimal," jelasnya.

Selain itu, Direktur Utama dan CEO MyRepublic Indonesia Timotius Max Sulaiman mengungkapkan, penggabungan ini sebagai langkah strategis untuk menciptakan sinergi finansial yang berkelanjutan.

"Melalui optimalisasi biaya operasional dan menghindari duplikasi belanja modal dan pembangunan infrastruktur, yang dapat dilakukan melalui utilisasi aset jaringan backbone hingga last mile," sebutnya.

Rencana merger telah mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Dewan Komisaris Moratelindo dan MyRepublic Indonesia, dan kini sedang menunggu persetujuan regulator dan pemegang saham. Apabila semua persetujuan dan ketentuan terpenuhi, penyelesaian proses merger diharapkan dapat terlaksana pada semester pertama 2026.

Manajemen optimis, penggabungan keunggulan strategis, finansial, dan operasional yang dihasilkan dari merger ini akan memperkuat kapasitas entitas untuk meningkatkan layanan, mendorong percepatan dan pemerataan pengembangan ekosistem digital di Indonesia, serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, karyawan, negara, dan pemegang saham.

Sementara itu saham MORA melonjak signifikan sepanjang tahun ini. Pada awal tahun saham MORA parkir di level Rp 430. Pada penutupan perdagangan kemarin saham MORA bertengger di level Rp 11.575 atau terbang 2.591,86% sepanjang tahun berjalan (ytd).

Adapun per 30 November 2025, penerima manfaat akhir MORA adalah Farida Bau. Dia mengendalikan MORA melalui PT Chandrakarya Multikreasi dengan kepemilikan 35,99%.

Lalu PT Gema Lintas Benua juga tercatat sebagai pemilik 30,18% saham MORA dan 18,32% digenggam oleh PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL).

Sebagai informasi, MyRepublic bersama dengan PT Telemadia Komunikasi Pratama, anak usaha Surge, menjadi pemenang lelang frekuensi 1,4 Ghz. Khusus untuk MyRepublic, layanan itu memenangkan dua regional dari tiga regional yang diperebutkan yakni Regional II dan Regional III.

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Danantara Lanjutkan Rencana Merger BUMN Karya, Dikebut Tahun Ini


Most Popular
Features