Bursa Asia Anjlok Lagi, Investor Cermati Pidato Trump-Saham Teknologi
Jakarta, CNBC Indonesia — Pasar Asia-Pasifik ambles pada perdagangan Kamis, (18/12/2025). Hal ini terjadi seiring investor di Wall Street melanjutkan rotasi keluar dari saham teknologi dan pasar mencermati pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Melansir CNBC.com, dalam pidatonya, Trump diperkirakan akan memaparkan capaian pemerintahannya selama 11 bulan pertama masa jabatan serta membela langkah-langkah kebijakannya terhadap Venezuela. Pada Rabu, Trump menetapkan pemerintah Venezuela sebagai rezim "teroris" dan memerintahkan pemblokiran kapal tanker minyak yang terkena sanksi.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump juga akan menyampaikan rencananya untuk terus memberikan hasil bagi rakyat Amerika Serikat selama tiga tahun ke depan. Pernyataan tersebut menambah perhatian pelaku pasar terhadap arah kebijakan ekonomi dan geopolitik AS.
Di pasar komoditas, harga minyak melonjak seiring meningkatnya tensi geopolitik. Kontrak berjangka Brent naik 2,95% ke level US$60,66 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 1,88% ke US$56,99 per barel.
Dari kawasan Asia, Bank of Japan memulai pertemuan dua hari yang diperkirakan akan berujung pada kenaikan suku bunga menjadi 0,75% pada Jumat. Ekspektasi kebijakan tersebut turut menekan pasar saham Jepang sejak awal perdagangan.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,53% saat pembukaan dan memimpin pelemahan di Asia, sementara Topix melemah 0,57%. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,36% dan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq terkoreksi 1,13%.
Pasar saham Australia juga bergerak di zona merah dengan indeks S&P/ASX 200 melemah 0,3%. Saham raksasa energi Woodside Energy turun 1,84% setelah perusahaan mengumumkan pengunduran diri CEO dan Managing Director Meg O'Neill yang menerima jabatan CEO di BP.
Di Hong Kong, kontrak berjangka Hang Seng berada di level 25.304, lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir indeks Hang Seng di 25.468,78. Pergerakan ini mencerminkan sentimen hati-hati investor menjelang berbagai agenda global.
Sementara itu, Wall Street semalam juga ditutup melemah dengan seluruh indeks utama berakhir di zona merah. Indeks S&P 500 turun 1,16%, Nasdaq Composite anjlok 1,81%, dan Dow Jones Industrial Average melemah 0,47%.
Saham-saham terkait kecerdasan buatan menjadi penekan utama indeks setelah Financial Times melaporkan investor utama Oracle, Blue Owl Capital, menarik pendanaan dari salah satu proyek pusat data perusahaan tersebut. Saham Oracle pun anjlok 5,4%, diikuti pelemahan saham AI lainnya seperti Broadcom, Nvidia, dan Advanced Micro Devices.
(mkh/mkh)