Wall Street Ambruk Berjamaah, Saham AI Terpukul

Gelson Kurniawan, CNBC Indonesia
Kamis, 18/12/2025 06:25 WIB
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia — Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan Rabu atau Kamis (18/12/2025) dini hari waktu Indonesia.

Wall Street melemah seiring investor terus melakukan rotasi keluar dari saham-saham utama kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Tekanan pasar dipicu laporan bahwa investor utama Oracle yang menarik diri dari salah satu proyek pusat data (data center) perusahaan tersebut.

Indeks S&P 500 turun 1,16% ke level 6.721,43, sementara Nasdaq Composite merosot 1,81% dan ditutup di 22.693,32. Adapun Dow Jones Industrial Average jatuh 228,29 poin atau 0,47% ke posisi 47.885,97.


Saham AI yang sebelumnya sangat diminati, Oracle, anjlok 5,4% setelah Financial Times melaporkan bahwa rencana Blue Owl Capital untuk membiayai proyek pusat data Oracle senilai US$10 miliar di Michigan gagal terlaksana.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut menyebutkan kekhawatiran atas tingkat utang dan belanja Oracle sebagai penyebabnya. Namun, Oracle membantah laporan tersebut dan menegaskan bahwa proyek tersebut tetap berjalan.

Skema pembiayaan berisiko yang terkait dengan rencana pembangunan pusat data perusahaan-perusahaan teknologi telah membuat investor gelisah dalam beberapa pekan terakhir. Sorotan terhadap Oracle kali ini muncul setelah pekan lalu perusahaan juga membantah laporan Bloomberg yang menyebutkan Oracle menunda sejumlah proyek untuk OpenAI hingga 2028.

Saham-saham lain yang terkait dengan tema AI ikut terkoreksi pada Rabu. Produsen chip Broadcom yang juga menjadi salah satu saham yang memimpin rotasi keluar dari sektor teknologi turun lebih dari 4%. Nvidia melemah hampir 4%, Advanced Micro Devices (AMD) anjlok lebih dari 5%, sementara induk Google, Alphabet, turun lebih dari 3%.

"Kami jelas melihat rotasi yang cukup tegas dari saham pertumbuhan berkapitalisasi besar ke saham nilai berkapitalisasi besar. Yang terjadi saat ini, menurut saya, investor mulai memposisikan diri lebih defensif untuk menghadapi apa yang akan terjadi tahun depan," ujar Brian Mulberry, client portfolio manager di Zacks Investment Management.

Oracle dan Broadcom, bersama saham-saham lain di sektor AI, telah mencatatkan penurunan signifikan sepanjang Desember. Bulan ini ditandai dengan perpindahan dana investor ke sektor berorientasi nilai seperti keuangan.

Secara month to date, saham Oracle turun lebih dari 11%, sementara Broadcom terkoreksi sekitar 19%. ETF State Street Technology Select Sector SPDR (XLK) juga turun 2,6% sepanjang bulan ini.

Mulberry memperkirakan rotasi keluar dari saham-saham dengan valuasi tinggi menuju sektor yang "dinilai lebih wajar" akan berlanjut hingga 2026. Menurutnya, tren ini ditambah ketidakpastian kebijakan moneter berpotensi memicu volatilitas pasar.

"Ke depan, mengamati faktor-faktor tertentu untuk menentukan kapan dan di mana momen profitabilitas AI itu benar-benar terjadi akan menjadi sangat penting, dan itu mencakup hal-hal seperti arus kas bebas (free cash flow). Neraca bisa dimanipulasi, tetapi arus kas bebas tidak bisa," ujarnya.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Skenario MI Hadapi Efek Panas China Vs Jepang - Gejolak Rupiah