IHSG Sesi 1 Tidak Bergerak, Ditutup Stagnan di Level 8.649

Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 16/12/2025 12:37 WIB
Foto: Pergerakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir stagnan pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (16/12/2025). IHSG parkir di level 8.649,47.

Sebanyak 327 saham naik, 305 turun, dan 163 tidak bergerak. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 19,67 triliun, melibatkan 29,98 miliar saham dalam 1,77 juta kali transaksi.


Mayoritas sektor perdagangan berada di zona hijau, dengan penguatan terbesar dicatatkan oleh sektor konsumer non primer, industri dan energi. Sementara itu sektor yang terkoreksi hari ini adalah finansial, kesehatan dan utilitas.

Sejumlah emiten yang menjadi penopang kinerja IHSG hari ini  termasuk DSSA, TLKM, AMMN, VKTR dan COIN. Sementara itu emiten yang menjadi penopang IHSG hari ini termasuk BBCA, BBRI, BRMS, BRPT dan BBNI.

Adapun pelaku pasar masih berada pada stance wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia yang akan diumumkan besok Rabu (17/12/2025) yang juga menjadikan pengumuman suku bunga BI terakhir pada tahun ini. Sejumlah data dari Amerika Serikat (AS) juga akan menjadi penggerak pasar hari ini.

Kondisi eksternal yang suram akibat data China tersebut menjadi latar belakang yang berat saat Bank Indonesia (BI) memulai hari pertama Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini (Selasa, 16/12).

Gubernur BI dan timnya kini dihadapkan pada dilema kebijakan yang pelik. Di satu sisi, perlambatan tajam ekonomi mitra dagang utama menuntut adanya pelonggaran moneter agar ekonomi domestik tidak ikut terseret arus resesi global.

Namun di sisi lain, BI harus tetap waspada menjaga stabilitas Rupiah di tengah ketidakpastian arus modal. Konsensus pasar memprediksi BI kemungkinan besar akan menahan suku bunga (Hold) di pertemuan bulan ini.

Meski demikian, investor akan sangat jeli mencari sinyal pivot atau indikasi pemangkasan bunga di tahun depan dalam pernyataan resmi BI nanti, sebagai langkah antisipatif untuk menyelamatkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu pada perdagangan kemarin, saham perbankan kompak menguat. Hal ini didukung pula dengan aliran modal asing ke saham-saham bank jumbo.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Aturan Baru Cancel Transaksi Saham BEI, Bikin Untung Investor?