IHSG Sesi 1 Naik 0,57% ke 8.709, Saham Ini Ramai Diburu Investor
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 48,93 poin atau 0,57% ke level 8.709,44 pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini, Senin (15/12/2025).
Nilai transaksi hingga jeda makan siang tergolong ramai atau mencapai Rp 19,48 triliun, melibatkan 36,28 miliar saham dalam 2,25 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar naik menjadi Rp 15.976 triliun.
Saham emiten yang tergabung dalam konglomerasi bisnis Grup Bakrie tercatat masih mendominasi transaksi harian bursa. Tercatat 3 saham paling aktif hari ini di pasar reguler adalah BUMI dengan nilai transaksi Rp3,45 triliun, BRMS Rp 1,67 triliun dan DEWA Rp 741 miliar.
Transaksi 3 saham Grup Bakrie tersebut nyaris setara sepertiga total perdagangan bursa pagi ini.
Mayoritas sektor perdagangan berada di zona hijau dengan penguatan terbesar dicatatkan oleh sektor kesehatan, finansial dan barang baku. Sementara pelemahan terbesar dicatat oleh sektor teknologi dan properti.
Emiten perbankan tercatat menjadi penopang utama kinerja IHSGÂ hari ini. Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang naik 1,65% ke Rp 3.690 per saham menjadi penopang utama kinerja IHSGÂ dengan sumbangan 9,89 indeks poin.Â
Kemudian ada BBCA dan BRPTÂ dengan penguatan masing-masing 9,46 dan 7,81 indeks poin. Lalu disusul oleh Bank Mandiri (BMRI) yang naik 1,66% ke Rp 4.900 dengan sumbangan 6,68 indeks poin,
Pada pekan lalu, investor domestik semakin mendominasi pasar. Rasio investor asing menciut jadi 24% dari sebelumnya 28%, sedangkan investor domestik meningkat dari 72% menjadi 76%.
Pekan ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen sepanjang pekan ini, baik dari dalam atau luar negeri. Sebagai catatan, pekan ini menjadi minggu terakhir tahun ini di mana perdagangan akan berlangsung lima hari penuh.
Pada pekan depan dan pekan berikutnya, aktivitas perdagangan banyak libur karena cuti bersama dan libur Natal serta Tahun Baru.
Dalam perkembangan berbeda, pasar saham Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Senin, (15/12/2025), mengikuti Wall Street pada Jumat lalu seiring investor mengambil jeda dari reli saham bertema kecerdasan buatan (AI).
Melansir CNBC.com, Manajer portofolio Argent Capital Management, Jed Ellerbroek, menyebut investor saat ini cenderung berhati-hati dan waspada terhadap sektor AI, meski belum sepenuhnya pesimistis.
Pelaku pasar di Asia juga mencermati rilis data penting dari China yang dijadwalkan mengumumkan penjualan ritel, investasi aset tetap, serta output industri untuk periode November. Data tersebut akan menjadi indikator penting arah pemulihan ekonomi China ke depan.
Di Korea Selatan, indeks Kospi anjlok 2,16% sementara indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 1,17%. Saham unggulan sektor semikonduktor turut tertekan, dengan SK Hynix merosot lebih dari 4% dan Samsung Electronics melemah 3,3%.
Jepang merilis survei Tankan kuartal IV yang menunjukkan indeks optimisme bisnis produsen besar naik ke level +15, tertinggi dalam empat tahun. Angka ini meningkat dari +14 pada kuartal sebelumnya, sesuai dengan ekspektasi ekonom yang disurvei Reuters, sementara indeks non-manufaktur tercatat di level +34.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,66% pada perdagangan awal pekan. Penurunan ini terjadi setelah negara tersebut diguncang serangan senjata terburuk dalam lebih dari 30 tahun yang menewaskan sedikitnya 15 orang pada Minggu.
Pasar saham Jepang juga bergerak di zona merah, dengan Nikkei 225 turun 1,3% dan Topix melemah 0,27%. Sementara itu, kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di level 25.735, lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir HSI di 25.976,79.
(fsd/fsd)[Gambas:Video CNBC]