Superbank Besok Mulai Penawaran Umum, Patok Harga IPO Rp 635
Jakarta, CNBC Indonesia — PT Super Bank Indonesia akan memulai masa penawaran umum mulai besok, Rabu (10/12/2025) hingga Senin (15/12/2025).
Dalam prospektus yang dipublikasikan di media massa, perusahaan tersebut mematok harga penawaran Rp 635 atau harga tengah pada masa peminatan awal atau bookbuilding. Superbank memasang harga Rp 525–Rp695 pada masa peminatan awal.
Adapun bank digital ini akan melepas 4,4 miliar saham atau setara 13% modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp100. Dengan demikian jumlah seluruh nilai Penawaran Umum Perdana saham ini adalah sebesar Rp 2,79 triliun.
Saham yang ditawarkan akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diubah sebagian dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang.
Bank digital milik Emtek, Grab, dan SingTel itu menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM), dan PT Sucor Sekuritas, sebagai penjamin pelaksana efek.
Sebagai informasi, pPerjalanan Superbank dimulai pada 2021 dengan mengakuisisi PT Bank Fama International.
Dengan investasi dari Grab dan Singtel pada 2022 serta konsorsium yang dipimpin oleh KakaoBank pada 2023, bank itu melakukan rebranding sebagai "Superbank" pada Februari 2023 dan merelokasi kantor pusat ke Jakarta untuk sepenuhnya mengadopsi identitas baru Perseroan sebagai institusi keuangan yang mengedepankan teknologi.
Superbank kemudian melakukan peluncuran aplikasi kepada publik pada 19 Juni 2024 dengan meluncurkan integrasi langsung dengan aplikasi Grab dan OVO.
Lantas, bagaimana kinerja Superbank?
Superbank mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp20,06 miliar sepanjang semester I-2025. Perolehan laba itu juga berbalik dari rugi sebesar Rp188,46 miliar setahun sebelumnya.
Merinci laporan keuangan yang berakhir pada periode 30 Juni 2025, bank digital besutan Grab, Emtek, Singtel dan KakaoBank, mencatatkan pendapatan bunga bersih tumbuh 171% secara tahunan (yoy) menjadi Rp667,6 miliar. Net Interest Margin (NIM) pun meningkat menjadi 10,2%, naik dari 8,1% pada tahun sebelumnya.
Selain itu, efisiensi operasional membaik, tercermin dari rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) yang menurun drastis menjadi 74,2% dari sebelumnya 149,9%.
Terkait fungsi intermediasi, total penyaluran kredit mencapai Rp8,4 triliun, meningkat 123% yoy sepanjang paruh pertama tahun ini. Kualitas aset tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Gross turun ke 2,7% dan NPL Net berada di level 0,98%.
Pertumbuhan kredit ini turut mendorong kenaikan total aset menjadi Rp15,0 triliun, atau tumbuh 122% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) melonjak 748% yoy menjadi Rp8,4 triliun. Torehan tersebut didukung oleh produk tabungan berbasis ekosistem seperti OVO Nabung by Superbank, produk rek-wallet (rekening e-wallet) yang memungkinkan jutaan pengguna OVO menabung secara instan langsung dari aplikasi OVO mereka dengan bunga 5% per tahun.
Jumlah nasabah Superbank hampir tembus 4 juta, yang berasal dari seluruh Indonesia.
(mkh/mkh)[Gambas:Video CNBC]