Menanti Kabar The Fed, Harga Minyak Dunia Memanas
Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Harga minyak dunia bergerak naik tipis pada perdagangan Senin (8/12/2025), mengikuti aliran sentimen global yang masih didominasi antisipasi keputusan suku bunga The Federal Reserve. Meski begitu, pergerakan riil harga di pasar pada pukul 10.22 WIB menunjukkan dinamika yang relatif stabil.
Per pukul 10.22 WIB, harga Brent (LCOc1) tercatat naik ke US$63,84 per barel, sementara WTI (CLc1) berada di US$60,17 per barel. Kenaikan ini menambah tren penguatan yang sudah terlihat sejak pekan lalu, meski rentangnya masih terbatas.
Kenaikan tipis ini terjadi di tengah ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Selasa-Rabu. Pelaku pasar menilai kebijakan tersebut berpotensi mengangkat permintaan energi, seiring dorongan bagi aktivitas ekonomi AS. Namun, pelaku pasar tetap berhati-hati karena pertemuan kali ini disebut-sebut sebagai salah satu yang paling "sarat perdebatan" dalam beberapa tahun terakhir.
Di luar sentimen moneter, pasar juga terus mencermati perkembangan geopolitik. Ketegangan terkait Rusia dan Venezuela kembali menambah volatilitas pasar energi, terutama dengan adanya diskusi G7 dan Uni Eropa untuk mengganti skema price cap minyak Rusia menjadi pelarangan penuh layanan maritim. Jika diterapkan, pasokan global dari salah satu produsen terbesar dunia tersebut berpotensi terhambat.
Di AS, tekanan terhadap Venezuela kembali meningkat. Washington mengarahkan sorotan pada aktivitas penyelundupan serta membuka opsi tindakan militer terhadap pemerintahan Nicolás Maduro-sebuah isu yang biasanya cepat direspons pasar minyak karena risiko gangguan suplai.
Dari Asia, pasar mencermati peningkatan pembelian minyak Iran oleh independent refiners di China. Dengan kuota impor baru, pembelian dari stok darat disebut membantu mengurangi kelebihan suplai yang sempat membebani pasar beberapa minggu terakhir. Langkah ini berpotensi menopang harga minyak bila berlanjut dalam skala besar.
Ke depan, arah pasar minyak kemungkinan ditentukan oleh dua variabel utama: keputusan The Fed dan perkembangan geopolitik Rusia-Venezuela. Jika pemangkasan bunga terealisasi dan ketegangan global mereda, pasar mungkin melihat pergerakan harga yang lebih stabil. Namun, jika sebaliknya, volatilitas bisa kembali meningkat.
Untuk saat ini, investor memilih menahan napas hingga The Fed mengumumkan langkah finalnya pekan ini.
CNBCÂ Indonesia
(emb/emb)[Gambas:Video CNBC]