Rupiah Stagnan, Dolar AS Bertahan di Rp 16.640
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (5/12/2025).
Merujuk data Refinitiv, rupiah dibuka di kisaran Rp16.640/US$ atau tidak berubah dibanding posisi penutupan sebelumnya di Rp16.640/US$, ketika rupiah sempat melemah 0,15%.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB tercatat menguat tipis 0,01% ke level 98,995, menunjukkan pergerakan yang cenderung terbatas di pasar global.
Pergerakan rupiah hari ini sejalan dengan penantian pelaku pasar terhadap rilis data Bank Indonesia (BI) mengenai posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia untuk periode November. Sebelumnya, cadangan devisa Oktober 2025 mencatat kenaikan solid menjadi US$149,9 miliar dari US$148,7 miliar pada September.
Kenaikan tersebut ditopang oleh penerbitan global bond pemerintah serta meningkatnya penerimaan pajak dan jasa, di tengah langkah stabilisasi pasar valas yang terus dilakukan BI saat menghadapi ketidakpastian global.
Dengan posisi cadev Oktober yang setara 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri pemerintah, Indonesia masih berada jauh di atas standar kecukupan internasional yang hanya sekitar tiga bulan impor. BI menegaskan bahwa cadangan devisa yang kuat menjadi kunci ketahanan sektor eksternal sekaligus penopang stabilitas makroekonomi.
Dari eksternal, pergerakan dolar AS yang secara tren masih melemah dan bergerak mendekati posisi terendah dalam lima pekan terhadap mayoritas mata uang utama, seiring dengan pelaku pasar yang kini bersiap menghadapi kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve pekan depan.
Pasar memperkirakan probabilitas sekitar 86% bahwa bank sentral AS (The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 9-10 Desember, sekaligus mencari petunjuk mengenai potensi dua sampai tiga kali pemangkasan tambahan tahun depan.
Para pejabat The Fed terus memonitor ketat kondisi pasar tenaga kerja guna menilai kebutuhan stimulus tambahan. Data terbaru menunjukkan jumlah klaim pengangguran AS turun ke level terendah lebih dari tiga tahun, meski pergerakan tersebut kemungkinan terdampak oleh libur Thanksgiving.
(evw/evw)