Rupiah Dibuka Menguat, Dolar AS Turun ke Rp 16.610
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Rabu (3/12/2025).
Melansir data Refinitiv, rupiah pada sesi pembukaan berada di level Rp16.610/US$ atau menguat 0,03%. Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Selasa (2/12/2025), rupiah sukses menguat 0,21% ke posisi Rp16.615/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB masih berada di zona merah dengan pelemahan sebesar 0,13% di level 99,222.
Pergerakan rupiah hari ini diperkirakan masih memperoleh angin segar dari lemahnya dolar AS di pasar global. Pelemahan ini menurunkan permintaan terhadap aset-aset berdenominasi dolar sehingga memberikan ruang apresiasi bagi mata uang utama dan emerging markets.
DXY merosot seiring meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada pertemuan FOMC 10 Desember. Berdasarkan CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan hampir 90% keyakinan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga sekitar 90 bps hingga akhir 2026, serta prospek penunjukan Kevin Hassett sebagai Ketua The Fed berikutnya, membuat sebagian investor semakin bearish terhadap dolar. Hassett dianggap dekat dengan pemerintahan Presiden Donald Trump dan cenderung mendukung penurunan suku bunga lebih cepat.
Menurut Department Head of Macroeconomic & Financial Market Research Permata Bank, Faisal Rachman, jika pemotongan Fed Funds Rate benar-benar terjadi pada pertemuan FOMC mendatang, maka hal itu dapat memicu risk-on sentiment dan meningkatkan aliran modal masuk ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Dengan kondisi tersebut, Faisal memperkirakan bahwa pada akhir Desember 2025 rupiah berpeluang ditutup pada kisaran Rp16.300 - Rp16.500 per dolar AS.
(evw/evw)[Gambas:Video CNBC]