MARKET DATA

Tiba-tiba Purbaya Tunjuk Uang Bank di BI Tembus Rp1.000 Triliun

Robertus Andrianto,  CNBC Indonesia
28 November 2025 08:20
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2025 di Jakarta, Senin (3/11/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2025 di Jakarta, Senin (3/11/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyinggung mesin penggerak ekonomi yakni instrumen moneter yang masih belum berjalan maksimal. Sehingga upaya pemulihan ekonomi masih belum optimal.

Purbaya menegaskan bahwa strategi utamanya adalah membalikkan peredaran uang di masyarakat yang negatif dalam bulan-bulan sebelumnya, menjadi positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Meski sudah ada tanda pemulihan peredaran uang di masyarakat, menurutnya masih belum optimal. Alasannya adalah instrumen moneter sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan masih belum berfungsi.

Padahal katanya motor dari fiskal sudah jor-joran dalam mendorong peredaran uang guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Misalnya dari memindahkan penempatan dana saldo anggaran lebih (SAL) dari bank sentral ke perbankan untuk disalurkan ke masyarakat.

"Ini kan sebetulnya, ini udah negatif pertumbuhan uang kita jadi kita susah dan saya sekarang mencoba memperbaiki ini. Itu pun masih belum optimal karena masih ada sisi mesin ekonomi kita yang belum membantu dari si moneter. Ini injeksi positif masih dari sisi fiskal aja," katanya saat RDP dengan Komisi XI pada Kamis (28/11/2025) di gedung parlemen, Jakarta.

Purbaya pun geram karena bank sentral masih menyerap uang ribuan triliun untuk mengendap di kantongnya.

"Tapi kan uang di bank sentral masih banyak. Mereka menyerap uang dari perbankan Rp1.000 triliun sekarang di SRBI dan open market operation-nya," tegas Purbaya.

Lebih lanjut, pertumbuhan peredaran uang primer atau M0 seharusnya bisa tumbuh lebih tinggi lagi dari saat ini. Seperti diketahui Bank Indonesia mencatat pertumbuhan M0 adjusted pada Oktober 2025 mencapai 14,4% yoy, melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 18,6%.

"Ini kan saya pikir dalam keadaan sekarang tumbuh 20 persen untuk M0 masih bisa ditolerir tanpa menimbulkan inflasi yang berlebihan atau tanpa ekonomi kita kepanasan," katanya.

Oleh karena itu, ia meminta dukungan Komisi XI DPR RI untuk 'mencolek' bank sentral agar mesin pertumbuhan dari bank sentral lebih maksimal.

"Kan yang situ (BI) di bawah Komisi XI juga. Coba dia diketuk-ketuk sedikit biar kita bisa jalan bersama," pungkasnya.

(ras/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Kembali Pangkas Suku Bunga, Airlangga: Bagus untuk Ekonomi


Most Popular