IHSG Tembus Rekor 8.600, Purbaya: Mantap, To The Moon!
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa semringah mendengar kabar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru atau all time high (ATH) pada perdagangan hari ini, Rabu (26/11/2025).
Indeks ditutup naik nyaris 1% atau 80,24 poin ke level 8.602,13. Nilai transaksi mencapai Rp 26,65 triliun, melibatkan 53,37 miliar saham dalam 2,68 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun naik menjadi Rp 15.711 triliun.
"Wah mantap lah, to the moon, to the moon," kata Purbaya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/10/2025).
Purbaya meyakini, melesatnya IHSG pada hari ini tak terlepas dari sentimen positif investor terhadap perekonomian Indonesia. Menurutnya, para investor di pasar saham juga terlihat makin percaya diri merespons kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
"Program pembangunan ke depan lebih jelas, yang di atas sekitar sekarang mulai jalan, mereka akan berekspektasi pertumbuhan ekonomi bisa lebih cepat betulan akan terjadi," kata Purbaya.
"Jadi fondasi IHSG adalah saham-saham perusahaan yang bergantung kepada ekonomi. Pada dasarnya nanti akan ditentukan oleh fondasi ekonominya. Jadi kalau bagus seperti sekarang, mungkin ekonomi belum secepat itu. Tapi kan investor pasar modal kan forward-looking, orientasi ke depan, mereka bisa hitung, wah Purbaya jago nih, gak boleh ngomong gitu ya?" tutur Purbaya.
Meski begitu, Purbaya mengakui, ada beberapa saham gorengan yang ikut mendorong kenaikan IHSG hari ini, tapi secara keseluruhan saham-saham perusahaan yang fundamentalnya baik dan dipercayai investor turut menjadi penggerak kenaikan IHSG.
"Ada beberapa yang gorengan, tapi yang lain juga kan naik juga kan. Jadi kalau gak ada optimisme di perekonomian itu enggak akan naik ke 8.600," tegasnya.
Sebagai informasi, pada perdagangan hari ini, Bumi Resources (BUMI) kembali menjadi saham dengan total nilai transaksi Rp 9,38 triliun. Seiring dengan tebalnya nilai transaksi tersebut, saham BUMI naik 10,17% ke level 260.
Mengutip Refinitiv, nyaris seluruh sektor berada di zona hijau dan hanya properti yang turun 0,31%.
Sektor kesehatan dan energi memimpin penguatan dengan kenaikan 2,38% dan 2,12%. Kemudian bahan baku dan teknologi, masing-masing naik 1,01% dan 0,85%.
Adapun selain BUMI, sejumlah saham yang menjadi penggerak utama IHSG adalah Dian Swastatika Sentosa (DSSA), Capital Financial Indonesia (CASA), Telkom Indonesia (TLKM), dan Astra International (ASII).
DSSA menyumbang 14,05 indeks poin, CASA 12,46 indeks poin, TLKM 7,69 indeks poin, ASII 6,42 indeks poin, dan BUMI 6,05 indeks poin.
Selain itu satu yang menopang indeks adalah lonjakan saham Semen Indonesia (SMGR) pada sesi 2 hari ini. SMGR mendadak lompat 16,08% ke level 2.960. Lompatan saham SMGR diiringi dengan volume pembelian besar di level 2.500 dan 2.800. SMGR tercatat menyumbang 3,16 indeks poin.
Di tengah rekor baru IHSG, hingga akhir perdagangan sesi 1, asing lebih banyak melakukan penjualan dibandingkan membeli atau terjadi net outflow sebesar Rp 394,9 miliar. Total nilai penjualan oleh investor asing sekitar Rp 3,9 triliun, sementara nilai pembelian oleh investor asing sekitar Rp 3,5 triliun.
Mengutip data Ipot, saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang paling banyak dijual oleh asing dengan nilai masing-masing Rp 241,7 miliar dan Rp 157,7 miliar.
Sementara saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menjadi saham yang paling banyak diburu oleh asing yaitu masing-masing senilai Rp 150,1 miliar dan Rp 113,8 miliar.
(arj/mij)[Gambas:Video CNBC]