Mau Masuk ke Saham AI Luar Negeri, Bos BPJSTK Buka Suara
Jakarta, CNBC Indonesia - BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK) mengaku tertarik untuk berinvestasi di bisnis infrastruktur artificial intelligence (AI) jika mendapatkan persetujuan pemerintah untuk investasi di luar negeri.
Sebagai salah satu investor institusional terbesar yang ada di Indonesia, BPJSTK mengaku sedang menunggu persetujuan regulator dalam hal ini Kementerian Keuangan untuk ekspansi di luar negeri.
"Saat ini belum ada izin untuk BPJSTK investasi di luar negeri. Seandainya sudah ada izin investasi luar negeri tentunya investasi di tema AI terutama terkait infrastruktur AI sangat menarik dalam kaitannya dengan diversifikasi portfolio dan profil risk return," ungkap Edwin Ridwan, Direktur Investasi BPJSTK, kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/11/2025).
Menurut Edwin, pilihan untuk berinvestasi di luar negeri pada sektor infrastruktur AI karena saat ini belum ada perusahaan sejenis yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Sektor AI maupun infrastruktur AI belum tersedia di pasar modal domestik kita. Satu-satunya jalan untuk mendapatkan eksposur ke sektor-sektor tersebut adalah melalui pasar modal di luar Indonesia," lanjut Edwin.
Meski begitu, pihaknya mengaku saat ini tengah menunggu izin dari Kementerian Keuangan. Dirinya juga belum memastikan berapa sekiranya dana yang akan dialokasikan untuk investasi di luar negeri.
"Masih dalam tahap pembahasan bersama Kemenkeu. Nantinya akan berupa produk Peraturan Pemerintah," jelas Edwin.
Dirinya juga menjelaskan jika rantai pasok AI akan menjadi diversifikasi yang baik untuk investasi BPJSTK. Untuk lokasi pasti dimana investasi mereka akan berlabuh, BPJSTK mengatakan membuka opsi di Amerika Serikat, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan. Namun, belum ada batas waktu untuk keputusan tersebut.
BPJSTK dikatakan sedang mengajukan persetujuan untuk berinvestasi hingga 5% dari portofolionya di luar negeri. Perusahaan tercatat memiliki aset kelolaan sebesar Rp 879 triliun rupiah (US$ 52 miliar).
Mereka melihat peluang investasi di perusahaan-perusahaan yang mendukung industri AI, seperti pusat data, perusahaan energi yang memasok listrik, dan perusahaan kabel. Perusahaan-perusahaan inti AI, seperti produsen cip dan mengatakan bahwa setiap keputusan akan bergantung pada valuasi perusahaan.
(ayh/ayh)