Saham Teknologi Asia Runtuh Usai Ada Kabar Buruk dari AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham teknologi Asia runtuh yang dipimpin oleh SoftBank yang merosot lebih dari 10% pada akhir pekan ini. Penurunan SoftBank terjadi setelah saham Nvidia di Wall Street anjlok meski membukukan kinerja keuangan yang lebih kuat dari perkiraan.
Konglomerat teknologi asal Jepang itu memang telah melepas sebagian kepemilikannya di Nvidia, namun tetap mengendalikan Arm, perusahaan semikonduktor Inggris yang menjadi pemasok arsitektur dan desain chip penting bagi Nvidia.
Selain itu, SoftBank juga memiliki eksposur besar terhadap ekosistem kecerdasan buatan (AI) yang bergantung pada infrastruktur Nvidia. Salah satunya adalah proyek Stargate senilai US$500 miliar, pusat data supermasif yang direncanakan di Amerika Serikat.
Koreksi tajam di SoftBank terjadi bersamaan dengan aksi jual meluas di sektor semikonduktor Asia, antara lain, SK Hynix (Korsel) yang turun hampir 10%. Sebagai pemasok utama High Bandwidth Memory (HBM) untuk chip AI Nvidia, saham SK Hynix menjadi salah satu yang paling terpukul.
Selanjutnya, Samsung Electronics merosot lebih dari 5%. Meski menjadi pesaing SK Hynix, Samsung tetap memasok memori untuk chip AI Nvidia, sehingga ikut terkena sentimen negatif.
Kemudian, TSMC (Taiwan), produsen chip kontrak terbesar dunia sekaligus pembuat chip untuk Nvidia, turun lebih dari 4% di Taipei.
Sementara, Foxconn (Hon Hai Precision) yang memproduksi rak server untuk beban kerja AI, melemah 4,86%.
Mengutip CNBC Internasional, koreksi serempak ini terjadi setelah saham Nvidia di AS jatuh lebih dari 3% pada Kamis waktu setempat, meskipun raksasa chip itu berhasil mengalahkan estimasi pendapatan kuartal ketiga dan memberikan proyeksi kuartal keempat yang lebih optimistis dari konsensus.
Secara teori, prospek Nvidia tersebut seharusnya menjadi katalis positif sektor chip. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
Menurut Head of Regional Retail Research CGS International Securities Singapura Billy Toh mengatakan, penurunan Nvidia tidak semata-mata karena fundamental.
"Nvidia menjadi korban kombinasi aksi jual Bitcoin, potensi penundaan pemangkasan suku bunga The Fed, serta kondisi keuangan global yang semakin ketat," ujarnya kepada CNBC International, Jumat (21/11).
Ia menambahkan bahwa narasi tentang potensi gelembung AI yang kembali mengemuka memicu rotasi risk-off yang lebih luas, sehingga saham-saham berisiko menjadi target tekan pertama.
Tekanan tak hanya menimpa raksasa-raksasa Asia. Perusahaan pemasok dan produsen peralatan chip juga mencatat pelemahan signifikan seperti Renesas Electronics (Jepang), pemasok utama untuk Nvidia, turun 3%.
Kemudian, Tokyo Electron, pemasok peralatan esensial untuk pabrik chip global termasuk TSMC, merosot 6,6%. Sementara Lasertec, produsen peralatan inspeksi lithography, turun 5,2%.
(fsd/fsd)[Gambas:Video CNBC]