Rupiah Dibuka Stagnan, Dolar AS Bertahan di Rp16.725

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
Jumat, 21/11/2025 09:12 WIB
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (21/11/2025).

Merujuk data Refinitiv, rupiah berada di level Rp16.725/US$ pada pembukaan pagi ini atau tidak mengalami perubahan dari level penutupan kemarin. Rupiah pada perdagangan Kamis (20/11/2025) terkoreksi 0,21% ke posisi Rp16.725/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang utama dunia terpantau stabil di level 100,160 pada pukul 09.00 WIB, setelah pada perdagangan kemarin ditutup melemah tipis 0,07% di posisi 100,158.


Pergerakan rupiah pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (21/11/2025) akan bergerak seiring dengan Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan perkembangan uang beredar (M2) periode Oktober 2025.

Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini berpotensi dipengaruhi oleh rilis data uang beredar (M2) periode Oktober 2025 yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI).

Data ini merupakan indikator penting untuk melihat kondisi likuiditas perbankan dan permintaan kredit. Peningkatan likuiditas dapat mendorong aktivitas ekonomi, namun pasar juga akan mencermati potensi dampaknya terhadap inflasi serta arah kebijakan moneter BI ke depan.

Sebagai catatan, uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2025 tumbuh lebih tinggi. M2 tercatat meningkat 8,0% (yoy) menjadi Rp9.771,3 triliun, lebih tinggi dari pertumbuhan Agustus 2025 yang sebesar 7,6% (yoy). Kenaikan tersebut ditopang oleh ekspansi uang beredar sempit (M1) yang tumbuh 10,7% (yoy) serta uang kuasi yang naik 6,2% (yoy).

Dari sisi eksternal, pergerakan dolar AS di pasar global juga akan menjadi faktor yang membayangi rupiah. Dolar AS sedang berada di jalur penguatan mingguan terbaik dalam lebih dari satu bulan terakhir, setelah pelaku pasar menilai The Federal Reserve kemungkinan tidak akan memangkas suku bunga pada Desember.

Sikap ini muncul setelah rilis laporan tenaga kerja AS yang tertunda akibat government shutdown menunjukkan gambaran pertumbuhan pekerjaan meningkat, namun tingkat pengangguran naik ke 4,4%, tertinggi dalam empat tahun.


(evw/evw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Melemah, Tembus Rp 16.730 Per Dolar AS