Rupiah Melemah 0,21%, Nilai Tukar Dolar AS Naik Jadi Rp16.725

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
Kamis, 20/11/2025 15:15 WIB
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (21/11/2025).

Melansir data Refinitiv, rupiah harus mengakui dominasi dolar AS setelah melemah ke posisi Rp16.725/US$ atau terdepresiasi 0,21% pada penutupan perdagangan. Rupiah sudah berada di zona merah sejak pembukaan dengan melemah 0,18% ke level Rp16.720/US$.


Pelemahan tersebut kemudian berlanjut dan sempat menyentuh Rp16.750/US$, sebelum akhirnya sedikit berkurang menjelang penutupan.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB masih bergerak di zona positif, menguat tipis 0,02% ke level 100,249, mencerminkan sentimen pasar global yang masih berpihak pada Greenback.

Pergerakan rupiah hari ini seiring dengan pengumuman Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal III-2025 oleh Bank Indonesia (BI). NPI pada kuartal III-2025 tercatat masih mengalami defisit sebesar US$ 6,4 miliar, sedikit membaik dibanding kuartal II-2025 yang juga defisit US$6,7 miliar.

Selain faktor domestik, pelemahan rupiah hari ini juga tidak lepas dari penguatan dolar AS di pasar global. Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia tengah melanjutkan kenaikannya sejak Rabu (19/11/2025), ketika sempat melonjak 0,68%.

Sentimen ini dipicu oleh kembali turunnya ekspektasi pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada Desember mendatang.

Tekanan terhadap rupiah semakin bertambah setelah muncul ketidakpastian terkait data tenaga kerja Amerika Serikat. Laporan nonfarm payrolls (NFP) untuk Oktober tidak dapat dipublikasikan akibat dampak penutupan pemerintahan (government shutdown) yang berkepanjangan.

Minimnya ketersediaan data ekonomi jelang rapat FOMC membuat pasar memperkirakan The Fed akan semakin berhati-hati dan cenderung mempertahankan suku bunga lebih lama.

Risalah rapat The Fed (FOMC Minutes) yang dirilis tadi malam juga memperkuat pandangan tersebut. Mayoritas pejabat The Fed terlihat lebih memilih menahan pemangkasan suku bunga pada Desember, sehingga meningkatkan permintaan terhadap dolar AS dan menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.


(evw/evw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Melemah, Tembus Rp 16.730 Per Dolar AS