NIlai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah, Dolar AS Tembus Rp 16.720
Jakarta, CNBC Indonesia — Nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis (20/11/2025).
Merujuk data Refinitiv, rupiah dibuka di posisi Rp16.720/US$ atau terdepresiasi sebesar 0,18%, setelah pada perdagangan kemarin rupiah berhasil ditutup menguat 0,27% ke level Rp16.690/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB terpantau melemah tipis 0,02% ke posisi 100,211. Pelemahan ini terjadi setelah pada perdagangan sebelumnya DXY sempat melonjak 0,68% dan kembali menembus level psikologis 100.
Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (20/11/2025), diperkirakan akan dipengaruhi oleh kombinasi sentimen domestik dan eksternal.
Dari dalam negeri, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk kembali menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin (19/11/2025) dinilai dapat menjadi penopang lanjutan bagi stabilitas nilai tukar rupiah.
BI menegaskan akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar yang telah ditempuh, termasuk prospek pertumbuhan ekonomi, inflasi, serta stabilitas kurs, dalam memanfaatkan ruang pelonggaran suku bunga ke depan.
Namun dari eksternal, tekanan bagi rupiah berpotensi muncul dari penguatan dolar AS di pasar global. Indeks dolar pada perdagangan kemarin sempat mencatat lonjakan signifikan, dipicu oleh rilis risalah rapat The Federal Open Market Committee (FOMC Minutes) yang menunjukkan bahwa The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar tidak akan memangkas suku bunga pada pertemuan Desember mendatang.
Risalah tersebut mengungkapkan bahwa sebagian anggota The Fed memang melihat peluang pemangkasan suku bunga bisa saja terjadi pada Desember, namun mayoritas menilai langkah tersebut kemungkinan belum tepat mengingat kondisi ekonomi AS yang masih solid.
Hal inilah yang mendorong penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia.
Tren pelemahan ekspektasi pemangkasan suku bunga juga terlihat berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 10 Desember kini berada di kisaran 33%, turun dari 42,4% pada sehari sebelumnya.
Penurunan ekspektasi inilah yang membuat dolar AS kembali menjadi pilihan investor sebagai aset aman.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)