IHSG Menguat 0,52% Pagi Ini ke Level 8.450
Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,52% atau ke level 8.450. Sebanyak 252 saham naik, 70 turun, dan 634 tidak bergerak.
Nilai transaksi mencapai Rp 1 triliun, melibatkan 1,37 miliar saham dalam 111.400 kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun naik menjadi Rp 15.419 triliun.
Sementara itu, bursa Asia kembali tersengat euforia kecerdasan buatan (AI).
Di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 melesat 3,7% pada awal perdagangan, sementara Topix menguat 1,67%. Saham-saham terkait chip memimpin reli setelah laporan Nvidia, dengan SoftBank melonjak hingga 8%, Tokyo Electron terbang hampir 7%, Lasertec naik 5,6%, dan Renesas Electronics menguat 4,8%.
Di Korea Selatan, indeks Kospi menanjak 2,63% dan Kosdaq bertambah 1,75%. Sentimen positif juga mendorong saham berat seperti SK Hynix dan Samsung Electronics yang masing-masing menguat lebih dari 6% dan 3,3%.
Australia pun ikut menghijau dengan ASX/S&P 200 yang naik 1%. Namun, kontrak berjangka Hang Seng Hong Kong justru mengarah sedikit lebih rendah di 25.820, turun tipis dari penutupan sebelumnya di 25.830,65.
Hal itu setelah Nvidia merilis kinerja yang lebih kuat dari ekspektasi serta memberikan proyeksi optimistis yang kembali mengerek kepercayaan terhadap perdagangan berbasis AI.
Saham raksasa chip tersebut melonjak lebih dari 4% pada sesi setelah jam perdagangan usai pendapatan kuartal fiskal ketiganya melampaui estimasi laba maupun pendapatan.
Nvidia juga memberikan proyeksi penjualan kuartal keempat yang lebih tinggi dari perkiraan, dengan CEO Jensen Huang menyebut permintaan untuk chip Blackwell generasi terbaru berada pada level "off the charts."
Adapun fokus pasar domestik hari ini tertuju pada bauran kebijakan Bank Indonesia yang menerapkan strategi gas dan rem secara bersamaan. Keputusan untuk menahan suku bunga acuan tetap di level 4,75% menjadi jangkar stabilitas nilai tukar, sementara guyuran insentif likuiditas makroprudensial senilai lebih dari Rp 400 triliun dikucurkan untuk memacu pertumbuhan kredit perbankan.
Langkah domestik ini beriringan dengan dinamika global yang beragam, mulai dari sikap hati-hati China hingga penurunan inflasi Inggris yang memberikan sinyal baru bagi peta kekuatan mata uang dunia.
Selain BI Rate, risalah Federal Open Market Committee (FOMC) juga akan menjadi pegangan pelaku pasar hari ini. Tak kalah penting adalah rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan transaksi berjalan serta konferensi pers APBN KiTA yang digelar hari ini.
(mkh/mkh)