BI Beberkan Penyebab Rupiah Melemah, Ada Pengaruh Amerika!
Jakarta, CNBC Indonesia-Nilai tukar rupiah berada dalam tren pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama beberapa waktu terakhir. Kurs bahkan sudah mendekati level Rp17.000 per dolar AS.
Apa penyebabnya?
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menjelaskan pelemahan rupiah dipengaruhi ketidakpastian global. Antara lain, drama shutdown AS yang merupakan terlama sepanjang sejarah, Fed Fund Rate yang dimungkinkan tetap hingga akhir tahun dan aliran modal yang bergeser ke emas.
"Nilai tukar ketidakpastian masih tinggi DXY masih tinggi yield bond AS masih tinggi sehingga dorong risk off di emerging market sehingga inflow terbatas," ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (19/11/2025)
Pelemahan mata uang tidak hanya dialami rupiah, namun juga mata uang regional. Pelemahan terjadi 0,48% dari Oktober. Meski demikian, rupiah dan yang lainnya sudah mulai menunjukkan penguatan.
"Hari ini regional menguat termasuk rupiah 0,21%, Filipina 0,25%, Thailand 0,11%," imbuhnya.
Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (19/11/2025), rupiah terapresiasi sebesar 0,27% ke posisi Rp16.690/US$.
BI, lanjut Perry mengambil langkah intervensi proaktif dan terukur, baik di NDF luar negeri, NDF domestik hingga spot.
"Tapi itu belum cukup yang kemudian dikembangkan sifatnya struktural memperdalam dan memperluas pasar valas di domestik," paparnya.
(mij/mij)