IHSG Sesi 1 Naik 0,68%, Ada Transaksi Rp9,4 Triliun di Saham Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat signifikan pada perdagangan hari ini, Rabu (19/11/2025). IHSG menguat 57,19 poin atau naik 0,68% ke level 8.419,12. Sebanyak 338 saham naik, 279 turun, dan 189 tidak bergerak.
Nilai transaksi hingga jeda makan singa tercatat ramai atau mencapai Rp 20,66 triliun, melibatkan 27,94 miliar saham dalam 1,37 juta kali transaksi.
Ramainya perdagangan hari ini terjadi karena adanya transaksi jumbo di saham Sampoerna Agro (SGRO) yang mencapai Rp 9,4 triliun yang dilaksanakan di pasar negosiasi. Saham SGRO sendiri tercatat menyentuh batas auto rejection atas (ARA) pada perdagangan hari ini
Mayoritas sektor perdagangan bergerak di zona hijau dengan penguatan terbesar dicatatkan oleh sektor kesehatan, energi dan konsumer primer. Sedangkan hanya sektor properti dan barang baku tercatat bergerak di zona merah.
Saham sektor perbankan dan emiten berkapitalisasi besar ramai-ramai menguat menantikan sentimen dari rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Saham DSSA dan BUMI tercatat sebagai penopang utama kinerja IHSG hari ini, bersama dengan tiga emiten perbankan raksasa RI yakni Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI).
Pelaku pasar akan mencermati sejumlah sentimen pasar hari ini, terutama dari pengumuman BI rate.
Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada hari ini, Rabu (19/11/2025). Berdasarkan hasil polling yang dihimpun CNBC Indonesia, pasar memperkirakan BI akan kembali menahan suku bunga acuannya pada RDG November ini.
Sepanjang 2025, BI telah memangkas suku bunga sebanyak lima kali, masing-masing 25 bps pada Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September. Total pemangkasan mencapai 125 bps, dari 6,00% di akhir 2024 menjadi 4,75% saat ini.
Polling CNBC Indonesia terhadap 12 lembaga/institusi keuangan menunjukkan hasil yang sangat solid. Seluruh responden memperkirakan BI akan mempertahankan BI Rate di level 4,75% pada RDG kali ini.
Hasil konsensus yang kompak ini mencerminkan pandangan bahwa kondisi saat ini belum memberikan ruang yang memadai bagi BI untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan.
Sementara itu, pasar Asia masih dalam tekanan pagi ini. Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, turun 0,36% pada pembukaan, sementara indeks Topix turun 0,26%. Sektor teknologi menyeret indeks Nikkei 225 lebih rendah pada awal perdagangan, dipimpin oleh produsen peralatan pengujian semikonduktor, Advantest, yang turun lebih dari 4%. Perusahaan semikonduktor, Renesas, juga turun hampir 5%.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,67%, dan Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 1,02%. Saham-saham unggulan di indeks, Samsung Electronics dan SK Hynix, masing-masing turun 2,25% dan 2,46%. Berbeda arah, ASX/S&P 200 Australia naik 0,11%.
(fsd/fsd)