BTN Mau Minta Tambahan Dana Purbaya Rp10 Triliun

Zefanya Aprilia,  CNBC Indonesia
18 November 2025 15:55
RUPSLB BTN, Spin Off Unit Usaha Syariah di Jakarta, Selasa (18/11/2025). (CNBC Indonesia/Zefanya Aprilia)
Foto: RUPSLB BTN, Spin Off Unit Usaha Syariah di Jakarta, Selasa (18/11/2025). (CNBC Indonesia/Zefanya Aprilia)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) ingin meminta tambahan penempatan dana saldo anggaran lebih (SAL) pemerintah sebesar Rp5 hingga Rp10 triliun. Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu mengatakan pihaknya berencana mengirimkan surat permohonan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mengucurkan tambahan likuiditas tersebut

"Kita lagi pengen ngajuin surat gitu ya. Tapi belum tau di setuju atau tidak disetujui. Namanya usaha kan boleh aja ya. Kita pengen minta tambahan antara Rp5 hingga Rp10 triliun, jika memang dimungkinkan," kata Nixon selepas Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Menara BTN, Selasa (18/11/2025).

Ia menjelaskan, tambahan penempatan dana itu rencananya akan digunakan untuk mendukung sektor perumahan yang masih digencarkan pada bulan November dan Desember 2025 ini.

"Peruntukannya buat apa? Untuk mendukung sektor perumahan yang masih ekspansi di sekitar November-Desember ini. Jika diberikan. Namanya juga minta," ungkap Nixon.

Sementara itu, dana SAL sebesar Rp25 triliun yang ditempatkan di BTN pada 12 September lalu sudah habis terserap per November 2025.

"Sudah abis. Kita akhir Oktober hampir Rp24 triliun. Di awal November kemarin Rp24,7 udah habis lah, Rp300 miliar lagi sudah habis," papar Nixon.

Seperti diketahui, Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa telah menyuntik dana segar Rp 200 triliun ke lima bank pelat merah pada 12 September lalu. Bank Mandiri, BNI, dan BRI mendapatkan masing-masing Rp 55 triliun, BTN sebesar Rp 25 triliun dan BSI Rp 10 triliun.

Belum lama ini, Purbaya telah menambah penempatan dana di beberapa bank himbara dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) pada 10 November 2025 yang seluruhnya mencapai Rp76 triliun.

Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal di rapat bersama Komisi XI DPR RI, melaporkan penempatan dana tersebut mencakup Rp25 triliun ke Bank Mandiri, Rp25 triliun Bank Rakyat Indonesia (BRI), Rp25 triliun ke Bank Negara Indonesia (BNI) dan Rp1 triliun ke Bank Jakarta Rp1 triliun.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BTN: Kontribusi KPR RI ke PDB Paling Rendah di Asean

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular