Tarif Asuransi Global Q3/2025 Turun, Bagaimana dengan Indonesia?
Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan Marsh Global Insurance Market Index mencatat tarif asuransi global pada kuartal III/2025 turun sebesar 4%, melanjutkan tren penurunan kelima berturut-turut. Penurunan tarif terjadi di semua wilayah dan sebagian besar lini produk.
Secara umum, penurunan tarif asuransi global dipicu oleh kapasitas yang signifikan dan persaingan yang tinggi antar perusahaan asuransi baru dan eksisting untuk mendapatkan bisnis. Kompetisi sengit mengarah pada persyaratan umum yang lebih menguntungkan dan opsi cakupan yang lebih luas bagi klien.
Di saat sama, harga reasuransi juga lebih menguntungkan bagi perusahaan asuransi yang mendorong terjadinya penurunan tarif.
President, Global Placement, Marsh, John Donnelly mengatakan setiap tahun perusahaan asuransi terus memantau musim badai di Amerika Utara yang berpotensi menghasilkan tingkat kerusakan properti yang dapat mengubah tren pasar. Biasanya, musim badai berlangsung dari 1 Juni hingga 30 November. Hingga saat ini hanya sedikit badai dan tidak ada yang signifikan.
"Tarif asuransi properti, siber, serta keuangan dan profesional menurun di setiap wilayah. Penurunan tarif asuransi keuangan dan profesional berada di kisaran satu digit selama 12 dari 13 kuartal terakhir," jelasnya dalam laporan dikutip, Rabu (12/11/2025).
Lini produk utama yang mengalami kenaikan tarif adalah asuransi kecelakaan, terutama karena frekuensi dan tingkat keparahan klaim di AS. Di wilayah di luar AS, tarif asuransi kecelakaan meningkat sebesar 1% di Eropa dan menurun hingga 7% di semua wilayah lainnya karena lingkungan hukum mereka biasanya tidak menghasilkan putusan sebesar yang terjadi di AS.
"Seiring perusahaan asuransi terus bersaing ketat untuk mendapatkan bisnis, kami memperkirakan tren keseluruhan yang terlihat pada kuartal ketiga akan berlanjut, kecuali terjadi perubahan kondisi yang tidak terduga."
Tren Lini Produk Global
Harga properti turun sebesar 8% secara global, dengan pergerakan harga bervariasi di setiap wilayah dengan wilayah Pasifik mengalami penurunan terbesar yaitu 14%. Semua wilayah lainnya mengalami penurunan antara 3% dan 9%.
Tarif kecelakaan meningkat 3% secara global dipimpin oleh peningkatan sebesar 8% di AS. Sementara itu, wilayah lain bervariasi antara peningkatan 1% dan penurunan 7%.
Tarif premi lini keuangan dan profesional tercatat turun 5% secara global di setiap kawasan. Adapun tarif asuransi siber menurun sebesar 6% dengan penurunan terlihat di setiap kawasan, termasuk penurunan 12% di Eropa dan penurunan 11% di Amerika Latin, Karibia, dan Inggris.
Tarif Asuransi di Asia
Pada kuartal III/2025 tarif asuransi di Asia terkoreksi sebesar 5% atau lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan secara global. Penurunan ini melanjutkan tren penurunan yang telah terjadi sejak kuartal I/2024 atau 7 kuartal berturut-turut.
Tarif lini keuangan dan profesional mencatatkan penurunan terbesar yaitu 8%, disusul lini properti dan asuransi cyber masing-masing sebesar 5%. Penurunan tarif lini keuangan dan profesional dipicu oleh aktivitas IPO di bursa regional yang meningkat sehingga menciptakan peluang baru bagi perusahaan asuransi terutama dalam asuransi kewajiban D&O (Directors & Officers).
Sementara itu, tarif asuransi kecelakaan mencatatkan penurunan sebesar 3% atau lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan pada kuartal sebelumnya sebesar 2%. Adanya persaingan aktif di antara perusahaan asuransi global dan regional membuat klien umumnya mendapatkan manfaat dari kapasitas signifikan yang tersedia dari berbagai perusahaan asuransi.
Tarif Asuransi di Indonesia
Secara composite, tarif asuransi di Indonesia pada kuartal III/2025 juga menunjukkan penurunan sebesar 3% atau melanjutkan tren penurunan pada 3 kuartal sebelumnya. Nilai penurunan pada kuartal kali ini lebih besar dibandingkan 3 kuartal sebelumnya yang hanya -1%.
Penurunan tarif terjadi di semua lini bisnis dengan penurunan terbesar di lini asuransi finansial dan profesional yang mencapai -6% atau lebih besar dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya 2%.
Penurunan terbesar kedua ditempati oleh lini asuransi properti dan siber yang masing-masing sebesar 2%. Sementara itu, lini asuransi siber mengalami penurunan sebesar 3%.
(ayh/ayh)