CNBC Insight

Sultan Riau Jadi Pahlawan, Kasih Rp 1 T Lebih Buat Pemerintah RI

MFakhriansyah,  CNBC Indonesia
11 November 2025 07:00
Syarif Kasim II. (Dok. rotterdam.wereldmuseum via wikipedia)
Foto: Syarif Kasim II. (Dok. rotterdam.wereldmuseum via wikipedia)

Jakarta, CNBC Indonesia — Di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, ketika bangsa ini masih berjuang bangkit dari penjajahan dan krisis ekonomi, muncul sosok dermawan luar biasa dari tanah Riau, yaitu Sultan Syarif Kasim II.

Penguasa Kesultanan Siak ini dikenal sebagai raja muslim terkaya di Nusantara pada masanya. Kekayaannya berasal dari berbagai sektor, mulai dari perkebunan, pertanian, hingga kerja sama migas dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Standard Oil Company of California.

Pada 1930, dia mengizinkan perusahaan AS tersebut menambang minyak bumi di wilayah kekuasaannya.

Praktis, kegiatan bisnis tersebut membuat kantong pribadi raja muslim terkaya itu makin tebal. Namun, di balik kekayaan yang melimpah, Syarif Kasim II justru memilih hidup sederhana dan mengabdikan hartanya untuk rakyat. Ia mendirikan sekolah, menyalurkan beasiswa, dan memastikan rakyatnya mendapat pendidikan layak, jauh sebelum Indonesia merdeka.

Begitu juga usai Indonesia merdeka tahun 1949. Saat itu kondisi Indonesia sangat kacau.

Roda pemerintahan tak bisa bergerak imbas kedatangan Belanda yang ingin kembali menjajah. Lalu, rakyat juga hidup susah karena situasi politik dan ekonomi yang tak stabil.

Di tengah kondisi demikian, Syarif Kasim II memutuskan untuk membagi-bagikan harta demi mengurai kesulitan. Dia membagikannya bukan kepada rakyat perseorangan, tetapi pemerintah Indonesia supaya bisa digunakan semaksimal mungkin bagi masyarakat luas.

Dalam Sultan Syarif Kasim II: Riwayat Hidup dan Perjuangannya (2004) tercatat dia menyumbangkan mahkota emas, pedang kerajaan, mobil, serta kiloan emas dan berlian. Semuanya diserahkan kepada Gubernur Sumatera Tengah di Bukittinggi.

Kebaikan dan rasa simpati sang raja juga terjadi saat dirinya melihat kondisi Aceh. Saat tiba di Aceh, dia hendak membagikan emas dan berlian yang dia bawa kepada masyarakat melalui Gubernur Aceh Daud Beureuh.

Namun, Daud Beureuh menolaknya dan meminta Penguasa Siak menyerahkannya kepada pemerintah Indonesia di Yogyakarta supaya bisa diserap masyarakat luas. Alhasil, Syarif Kasim II pun segera pergi ke Yogyakarta bersama rombongan dan sisa-sisa perhiasan emas dan berlian miliknya.

Saat tiba di Istana Negara, dia memberikan semua harta pribadi kepada Presiden RI guna membantu negara dan rakyat dalam kondisi sulit. Total semua harta pribadi yang diberikannya secara cuma-cuma mencapai 13 juta gulden atau jika dikonversi dengan nominal saat ini, mencapai lebih dari Rp 1 triliun. 

Pemberian harta tersebut juga menandakan dukungan penguasa tanah Sumatera Timur itu atas eksistensi Indonesia. Dengan modal kekayaan yang dimiliki, Kesultanan Siak bisa saja berdiri sebagai negara merdeka. Alias tak perlu bergabung ke Indonesia.

Namun, Syarif Kasim II memutuskan mengambil jalan berbeda. Dia memberi dukungan kepada Indonesia hingga membagi-bagikan harta pribadi senilai miliaran rupiah kepada rakyat agar tak menderita.

Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu. Lewat kisah seperti ini, CNBC Insight juga menghadirkan nilai-nilai kehidupan dari masa lampau yang masih bisa dijadikan pelajaran di hari ini.

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Emas 57 Ton Soekarno Terungkap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular