Rupiah Dibuka Stagnan, Dolar AS Tetap di Level Rp16.610
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah dibuka stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (28/10/2025).
Mengutip data Refinitiv, rupiah dibuka di level Rp16.61/US$, sama seperti posisi penutupan perdagangan sebelumnya, Senin (27/10/2025). Pada perdagangan kemarin, rupiah tercatat melemah 0,12% dan menutup hari di level yang sama, yakni Rp16.610/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB terpantau kembali berada di zona pelemahan. DXY melemah 0,09% di level 98,691. Hal ini melanjutkan turut melanjutkan pelemahan sejak kemarin, dimana DXY melemah 0,17% di posisi 98,783.
Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal, khususnya hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed yang akan berlangsung pada hari ini, Selasa (28/10/2025).
Serta dijadwalkan merilis hasil keputusan kebijakan moneternya pada Kamis (30/10/2025) dini hari waktu Indonesia. Menjelang keputusan tersebut, pasar cenderung "wait and see".
Mengacu pada CME FedWatch Tool, probabilitas The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin mencapai 98,1%. Ekspektasi pasar yang hampir pasti ini menunjukkan keyakinan bahwa bank sentral AS akan melanjutkan siklus pelonggaran moneternya.
Selain faktor eksternal dari FOMC, pelaku pasar juga mencermati perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China yang disebut-sebut telah mencapai tahap akhir.
Jika kesepakatan benar-benar tercapai, maka ketegangan perdagangan global yang selama ini menekan arus investasi dan ekspor negara berkembang berpotensi mereda. Hal ini dapat menjadi katalis positif bagi aset berisiko, termasuk rupiah.
Chief Economist BCA, David Sumual memproyeksikan ke depan pergerakan rupiah terhadap dolar AS cenderung stabil.
"Pergerakan rupiah ke depan cenderung stabil level Rp16.600-Rp16.800 per dolar AS,"ucapnya kepada CNBC Indonesia pada Senin (27/10/2025).
(evw/evw)