IHSG Sesi I Naik 1,3%, Saham Bank Bangkit Lagi

mkh, CNBC Indonesia
23 October 2025 12:49
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 1,3% atau 105,79 poin ke level 8.258,34 pada akhir sesi I hari ini, Kamis (23/10/2025).

Hingga siang ini, indeks bergerak pada rentang 8.179,61-8.268,79. Sebanyak 431 saham naik, 256 turun, dan 269 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 11,08 triliun, melibatkan 17,01 miliar saham dalam 1,44 juta kali transaksi. 

Mengutip Refinitiv, nyaris seluruh sektor berada di zona hijau. Konsumer primer memimpin penguatan dengan kenaikan 3,33%. Kemudian diikuti oleh properti 2,45% dan teknologi 2,1%. 

Hanya utilitas dan energi yang berada di zona merah dengan penurunan masing-masing -0,34% dan -0,67%.

Sementara itu, saham Telkom (TLKM) menjadi penopang utama IHSG hari ini dengan kontribusi 25,18 indeks poin. TLKM melanjutkan penguatan kembali hari ini, naik 6,98% ke level 3.370. 

Kemudian saham-saham bank jumbo mengalami rebound siang ini setelah koreksi pada perdagangan kemarin, sesaat setelah Bank Indonesia mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75%.

BBRI, BMRI, dan BBNI, masing-masing menyumbang 9,93 indeks poin, 7,023 indeks poin, dan 6,79 indeks poin. Pun sejumlah saham konglomerat kembali bergeliat. 

Pradiksu Gunatama (PGUN) milik Haji Isam pada sesi I hari ini sudah naik 19,97% dan menyumbang 3,21 indeks poin. Begitu pula dengan saham Jaya Sukses Makmur Sentosa (RISE) milik Hermanto Tanoko kembali naik hingga menyentuh auto reject atas (ARA) dan menyumbang 6,92 indeks poin. 

Sementara itu perhatian pasar mengarah ke sentimen domestik hari ini. Di tengah pasar yang masih "wait and see" terhadap arah kebijakan The Fed, Bank Indonesia (BI) akhirnya mengambil langkah untuk menahan suku bunga. Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berakhir Rabu (22/10) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI-Rate) tetap di level 4,75%.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa keputusan ini konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pre-emptive dan forward looking untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak rambat ketidakpastian global.

Langkah "menahan" ini diambil sebagai jurus untuk menyeimbangkan antara upaya menjaga stabilitas eksternal dan kebutuhan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. BI memandang level suku bunga saat ini masih memadai untuk mengendalikan inflasi agar tetap sesuai target sasaran.

Namun, BI tidak hanya "diam". Perry menegaskan bank sentral akan terus memperkuat strategi operasi moneter yang pro-market, terutama melalui intervensi di pasar valas, untuk meredam volatilitas Rupiah. Di saat yang sama, kebijakan makroprudensial longgar tetap dipertahankan untuk mendorong kredit perbankan agar terus mengalir ke dunia usaha.

Selain itu, gebrakan signifikan datang dari Kementerian Keuangan. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengonfirmasi bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran jumbo senilai Rp 20 triliun untuk program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan.

Langkah ini merupakan realisasi dari janji Presiden Prabowo Subianto untuk "membersihkan" data kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Purbaya menegaskan, alokasi tersebut sudah difinalisasi setelah pembicaraan intensif dengan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti.

Program pemutihan ini tidak untuk semua peserta. Sasaran utamanya adalah peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) atau peserta yang didaftarkan Pemda (PBU Pemda) yang datanya menjadi non-aktif akibat menunggak.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Sepi & Mayoritas Saham Turun, tapi IHSG Ditutup Naik 0,52%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular