Maling Digital Makin Brutal, Catut Bupati hingga Mau Tipu Bos OJK

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
18 October 2025 20:00
Ilustrasi OJK (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Ilustrasi OJK (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Banyumas, CNBC Indonesia — Modus penipuan di sektor jasa keuangan semakin canggih. Satu yang paling meresahkan adalah meniru seseorang di ruang digital untuk mendapatkan keuntungan. 

Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menceritakan bahwa namanya sempat dicatut oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk meminta uang ke korban. 

"Sekarang itu semakin berkembang tipu-tipunya. Kalau kemarin itu nama saya, nama Sekda dan namanya Bu Wakil. Dijual. Yang kurang ajar, ada yang pakai nama saya via WA, saya butuh duit mau jual mobil. Dan minta di DP (down payment), ada yang kena Rp5 juta," katanya di Puncak Bulan Inklusi Keuangan 2025 di Rita Mall Purwokerto, Sabtu (18/10/2025).

Oleh karena itu, Sadewo mengatakan masyarakat perlu semakin cerdas dan bijak dalam mengelola keuangan dan melindungi diri dari risiko serta potensi perkembangan digital.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi bercerita bahwa modus penipuan menggunakan AI pernah menimpa dirinya.

Perempuan yang akrab disapa Kiki itu mengatakan ia pernah menerima panggilan telepon video dari teman yang jarang menghubunginya. Namun, ia menyadari itu adalah penipuan dari gerak-gerik sosok ciptaan AI itu yang tak wajar.

"Saya pun pernah mengalami ditelepon teman yang tidak biasa menelepon gitu ya. Jadi saya sudah tahu itu scam, menggunakan AI, wajahnya sama, dengan ucapan yang sedikit berbeda memang," ujar Kiki dalam kesempatan yang sama.

Tetapi, ia mengaku khawatir semakin pesatnya perkembangan teknologi, modus penipuan ini semakin meyakinkan dan dapat merengut lebih banyak korban.

Dari sisi pencegahan, Kiki memaparkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memiliki satuan tugas pemberantasan aktivitas keuangan ilegal yang terdiri dari 23 lembaga dan kementerian. Selain itu, ada Indonesia Anti Scam Center (IASC) yang sudah hampir setahun berdiri.

Menurut Kiki, masyarakat yang melapor sudah sangat banyak, hampir 300.000 dengan total kerugian sebesar Rp7 triliun.

"Nah ini kita masih working on it ya, supaya ini bisa lebih maju, lebih cepat, bisa menyelamatkan dengan masyarakat," imbuhnya.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AI Makin Canggih Bisa Tipu Korban Pakai Video & Suara, Ini Tips OJK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular