Internasional

Buat Emas-Perak Menggila, Mengapa Trump Naikkan Tarif China Lagi 100%?

sef, CNBC Indonesia
Senin, 13/10/2025 13:05 WIB
Foto: Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping (AP/Susan Walsh/File Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Dagang Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Akhir pekan, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif impor hingga 100% terhadap produk impor asal Beijing.

Melansir Reuters, tarif akan mulai berlaku 1 November. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menuduh China telah mengambil sikap "luar biasa agresif" dan menyebut langkah itu sebagai "aib moral dalam perdagangan internasional"


Ia bahkan memperingatkan pemerintah Presiden Xi Jinping. Tarif dapat berlaku lebih cepat jika Beijing mengambil langkah-langkah tambahan.

Mengapa Trump Melakukan ini?

Hal ini menyusul kontrol ekspor baru Beijing yang menyeluruh terhadap mineral tanah jarang (rare earth). Mineral-mineral ini merupakan material penting yang digunakan dalam semikonduktor, jet tempur, dan teknologi canggih lainnya.

Para pejabat AS mengatakan kontrol ekspor China itu merupakan langkah yang disengaja untuk mendapatkan pengaruh menjelang KTT APEC di Korea Selatan (Korsel) akhir Oktober nanti. Di sana Trump dan Xi Jinping juga dijadwalkan akan bertemu.

Pertemuan itu kini diragukan. Trump mengatakan ia tidak melihat alasan untuk bertemu Xi, meskipun ia belum secara resmi membatalkannya.

Berdampak Langsung ke AS?

Pembatasan logam tanah jarang China secara langsung berdampak pada basis industri dan pertahanan Amerika. AS telah mencoba membangun kapasitas domestik dengan menginvestasikan US$400 juta di perusahaan MP Material, satu-satunya produsen logam tanah jarang AS, tetapi masih sangat bergantung pada rantai pasokan China.

Ini juga politis. Trump telah lama mencitrakan dirinya sebagai sosok yang keras dalam perdagangan.

Dengan pasar yang gelisah, ia memberi isyarat kepada basis pendukungnya bahwa Amerika tidak akan diganggu.

Dan ini taktis.

Trump menggunakan tarif sebagai daya ungkit, mengumumkan langkah-langkah besar untuk menekan para pesaing agar bernegosiasi. Ini bisa jadi bukan tentang pemungutan tarif, melainkan tentang memaksa Tiongkok kembali ke meja perundingan sesuai ketentuan Washington.

Ada juga sisi visualnya. Pengumuman itu datang di hari yang sama ketika Trump menggembar-gemborkan terobosan perdamaian Timur Tengah. Dengan memadukan diplomasi dengan ketangguhan ekonomi, ia memproyeksikan kekuatan global di berbagai bidang.

Namun, pasar langsung bereaksi. Dow Jones anjlok hampir 900 poin, S&P 500 anjlok 2,7%, dan Nasdaq merosot 3,5%, dipimpin oleh saham-saham teknologi dan ritel besar pada penutupan Jumat.

Para analis memperingatkan bahwa perang dagang yang kembali terjadi dapat mengguncang rantai pasokan global menjelang musim liburan.

"Untuk saat ini, Washington dan Beijing tampaknya tengah menuju ke kebuntuan lain yang berisiko tinggi: kebuntuan yang memadukan politik, kekuasaan, dan tekanan ekonomi serta dapat membentuk kembali perdagangan global dalam beberapa minggu mendatang," tulis laman NDTV.

Sementara itu, saham di Hong Kong anjlok lebih dari 3% pada sesi pagi hari Senin setelah Trump mengancam akan mengenakan tarif baru yang besar terhadap China. Indeks Hang Seng merosot 3,49% atau 916,89 poin, ke level 25.373,43 saat jeda.



Emas & Perak Menggila

Harga emas melonjak ke rekor tertinggi hari ini didorong oleh permintaan aset safe haven di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok serta ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS (Fed). Harga emas spot sempat naik 0,7% menjadi US$4.044,29 per ons setelah mencapai rekor tertinggi US$4.059,30 di awal sesi.

Di sisi lain harga perak juga melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa. Harga perak spot melonjak 2% ke rekor tertinggi US$51,52/oz, didorong oleh faktor-faktor yang serupa dengan emas di samping ketatnya pasar spot.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Kirim Ancaman ke China, IHSG & Rupiah Anjlok Berjamaah