Sempat Ambruk 1%, IHSG Sesi I Ditutup di Zona Hijau

mkh, CNBC Indonesia
13 October 2025 12:21
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi I hari ini, Senin (13/10/2025) di zona positif.

Pagi tadi indeks sempat terperosok turun 1,07% atau melemah 88,21 poin ke level 8.169,65. Beberapa menit lam dan sempat merosot 1,24%, namun berbalik pangkas koreksi beberapa menit kemudian.

Pada akhir sesi I, indeks bertengger di level 8.259,4, naik 0,02% atau 1,54 poin. Sebanyak 269 saham naik, 441 turun, dan 246 tidak bergerak. 

Nilai transaksi mencapai Rp 14,57 triliun, melibatkan 22,66 miliar saham dalam 1,73 juta transaksi. 

Mengutip Refinitiv, sektor properti turun paling dalam atau 2,2%, sedangkan konsumer primer naik paling kencang, yaitu 1,7%. 

Saham konglomerat menjadi penahan indeks tidak jatuh lebih dalam hari ini, sedangkan emiten blue chip justru menjadi pemberat. Emiten Prajogo Pangestu atau Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) menyumbang 13,59 indeks poin setelah menguat 13,9% ke level 2.770. 

Begitu pula dengan emiten tambang terafiliasi Salim, Amman Mineral (AMMN) yang naik 5,41% dan menyumbang 12,55 indeks poin kepada IHSG. Lalu emiten ketiga yang menopang indeks adalah milik grup Bakrie, Bumi Resources Minerals (BRMS) dengan sumbangsih 6,17 indeks poin. 

Selain itu juga ada sejumlah saham Prajogo lain, seperti Barito Pacific (BRPT) dan Barito Renewables Energy (BREN) yang mencoba mengungkit IHSG siang ini. Lalu ada pula Pradiksi Gunatama (PGUN) dan Jhonlin Agro Raya (JARR) milik Haji Isam.

Sementara itu, di dalam daftar saham pemberat indeks tercatat ada BRI (BBRI) di urutan pertama. BBRI koreksi 1,61% hingga jeda makan siang dengan kontribusi -9,9 indeks poin. Begitu pula dengan BCA (BBCA) yang menyeret IHSG sebesar -5,36 indeks poin. 

Lalu ada juga Telkom (TLKM) dan BNI (BBNI)  yang masing-masing menyumbang -2,28 indeks poin dan -1,78 indeks poin.

Adapun pasar keuangan cukup volatil pada hari ini setelah "badai" dari bursa AS pada akhir pekan lalu. Memanasnya hubungan China dan AS menjadi salah satu faktor ambruknya bursa saham.

Kalimat dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengguncang pasar keuangan dunia. Melalui unggahan di Truth Social, Trump menyatakan niat untuk menaikkan tarif impor terhadap seluruh produk asal China hingga 100%.

Pasar global sontak panik, dan hanya dalam waktu 24 jam, kapitalisasi pasar Wall Street menyusut lebih dari Rp33.000 triliun, menjadikannya salah satu koreksi terbesar tahun ini.

Sentimen yang semula membaik setelah perundingan dagang AS-China kini kembali muram, menambah ketidakpastian terhadap arah ekonomi global yang belum benar-benar stabil setelah era suku bunga tinggi.

Reaksi berantai langsung terjadi di pasar saham global. Indeks Nasdaq jatuh 3,56%, S&P 500 terkoreksi 2,71%, dan Dow Jones merosot hampir 2%. Saham-saham teknologi menjadi tumbal paling dalam Nvidia rontok 5%, AMD 8%, Apple 3%, dan Tesla 5%. Sementara itu, dari Beijing, pemerintah China tak tinggal diam.

China memproduksi lebih dari 90% logam tanah jarang dan magnet tanah jarang olahan dunia. Banyak di antaranya merupakan material vital dalam berbagai produk, mulai dari kendaraan listrik hingga mesin pesawat terbang dan radar militer.

Negeri Tirai Bambu memperketat izin ekspor logam tanah jarang (rare earths), komponen vital bagi industri kendaraan listrik dan pertahanan, yang secara simbolik menjadi langkah balasan terhadap Washington.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Tergelincir, Turun 0,32% ke 7.175 Sebelum Libur Panjang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular