Ramalan Purbaya IHSG 36.000 & Amarahnya ke Pemain Saham Gorengan
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu tembus level 36,000 pada 2035. Perkiraan Purbaya tersebut bukanlah mengawang-awang namun memperhitungkan fundamental dan ekspektasi perekonomian nasional.
Menurut Purbaya, hitung-hitungan IHSG mencapai 36.000 dapat dilihat dari siklus bisnis di Indonesia secara historis. Pada 2001, sejak IHSG ada di level 300-an, kemudian naik menjadi 2.500 pada 2008. Sempat turun ketika krisis 2008 dan naik lagi menjadi 6.500 pada 2018.
"Kalau saya pelajaran dari siklus bisnis kita yang 7 tahun, 8 tahun, 10 tahun itu, dari mulai dia mulai naik sampai di ujung siklus itu, dia hanya 4 sampai 6 kali," jelasnya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, dalam Squawk Box, dikutip Senin (13/10/2025).
Saat ini IHSG berada di posisi 8.000, salah satunya didorong oleh Purbaya Effect, dan berpotensi terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
"Jadi dulu juga saya nggak percaya 4 sampai 6 kali masuk nanti 26.000 sampai juga kayaknya seperti itu deh behavior ekonomi dan pasar saham kita. Jadi kalau kita bisa ciptakan siklus bisnis yang ekonomi yang tumbuh terus sampai 10 tahun Harusnya dia 4 sampai 6 kali kalau saya kemarin sekarang," kata Purbaya.
"Mungkin awalnya Rp7.000, kalau 4 kali sudah Rp28.600, Rp42.000 kan jadi antara itu, jadi bukan suatu yang mustahil kalau kita siapkan pertumbuhan ekonomi yang kontinyu dan tinggi," tambahnya.
Hipotesis Purbaya soal laju IHSG dalam jangka panjang didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dia perkirakan bisa mencapai 6% dan menuju 8%.
"Kalau kita ciptakan pertumbuhan ekonomi atas 6% gambarnya akan beda bukan karena goreng-goreng yang naiknya, tapi karena fundamental ekonomi yang naik, sehingga perusahaannya jadi besar dibanding sebelumnya. Sehingga nilainya di pasar pun naik sesuai dengan perkembangan size dari perusahaan itu itu yang terjadi sebetulnya," pungkasnya.
Namun, dibalik optimisme Purbaya terhadap IHSG ada kemarahan terselip terkait iklim pasar modal Indonesia yang disebutnya banyak penggoreng saham.
Ia menilai praktik goreng menggoreng saham yang selama ini dianggap menjegal pertumbuhan pasar modal dalam negeri.
"Itu (saham gorengan) yang mencegah atau menghalangi pertumbuhan kapital market kita dengan maksimum. Karena orang takut, mereka pikir yang bisa masuk ke pasar saham adalah orang yang canggih betul, yang punya teman penggoreng dan lain-lain," ucapnya dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia TV di Squawk Box, pada Jumat (10/10/2025).
Menurut pengamatannya selama berkecimpung industri keuangan, praktik goreng menggoreng saham lazim terjadi di pasar modal Indonesia. Namun oknum yang melakukan praktik ini, meskipun sudah ditangkap, ternyata tidak dihukum.
"Kalau saya amatin selama beberapa puluh tahun di pasar modal, itu saham sering banyak yang digoreng. Cuman kalau ada yang ditangkep pun, nggak pernah dihukum," katanya.
Purbaya pun yakin kalau praktik goreng saham diberantas, investor akan berani masuk ke pasar saham Indonesia dan membuat pasar modal menjadi maju.
"Kalau itu (praktik goreng saham) dihilangkan mestinya akan banyak investor retail atau yang lain-lain yang berani masuk ke pasar saham. Itu akan menggembungkan pasar saham dengan signifikan," katanya.
Purbaya juga mengungkapkan indikator yang bisa dilihat untuk mengukur perkembangan pasar modal adalah berapa banyak pelaku gorengan saham yang bisa dihukum oleh otoritas BEI dan OJK.
"Apa indikatornya, kita lihat aja nanti berapa orang yang dihukum oleh bursa atau OJK dalam setahun, dua tahun ke depan kalau nggak ada berarti mereka nggak ngapa-ngapain," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa kalau tidak ada tindakan tegas untuk para penggoreng saham, Purbaya akan membebankan pajak bagi BEI.
"Saya di pasar modal waktu itu juga tahu siapa yang main tapi biasanya ada yang dapat itu nggak selalu sulit mereka deteksi kalau mereka mau jadi saya lihat kesulitan mereka dari situ kalau nggak ada yang ditindak, ya udah nggak ada hasilnya apa-apa, mungkin mereka saya pajakin bursanya," ucap Purbaya.
(haa/haa)