Saham Bank Lagi Bersinar, Asing Pilih Jual
Jakarta, CNBC Indonesia — Investor asing mencatat net foreign buy Rp 1 triliun pada perdagangan Kamis (9/10/2025). Akan tetapi net buy tersebut hanya ditopang oleh satu emiten, yakni Pantai Indah Kapuk Dua (PANI).
Pada perdagangan kemarin, di tengah lonjakan saham-saham fundamental, investor asing justru banyak melego emiten perbankan. BBRI menjadi saham dengan net sell terbesar, yakni Rp 680 miliar.
Lalu diikuti oleh BBCA Rp 554,3 miliar. BBNI dan BMRI, masing-masing membukukan net sell Rp 90,5 miliar dan Rp 74,3 miliar.
Padahal deretan saham himpunan bank negara (himbara) tercatat mengalami kenaikan signifikan kemarin. Saham BBTN yang sempat naik nyaris 7% ditutup menguat 4,66% ke Rp 1.260 per saham, lalu diikuti dengan saham BBRI yang menguat 3,76% lebih ke Rp 3.920 per saham.
Adapun saham BMRI naik 3,76% ke Rp 4.420 per saham dan BBNI juga terapresiasi 3,55% ke Rp 4.110 per saham.
Saham bank swasta terbesar RI (BBCA) yang sebelumnya mencatatkan rekor harga terendah dalam tiga tahun, kemarin menguat 2,37% ke Rp 7.675 per saham, dengan saham-saham perbankan utama lainnya ikut menguat, kecuali Permata Bank (BNLI) yang tercatat masih bergerak di zona merah.
Selengkapnya berikut 10 saham dengan net foreing sell terbesar pada perdagangan kemarin:
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI): Rp 680 miliar
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 554,3 miliar
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI): Rp 155,4 miliar
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI): Rp 134,3 miliar
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk: Rp 90,5 miliar
- PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK): Rp 83 miliar
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Rp 74,3 miliar
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO): Rp 71,4 miliar
- PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN): Rp 63,8 miliar
- PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU): Rp 44,7 miliar
Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil ditutup menguat 1,04% pada akhir perdagangan Kamis (9/10/2025) ke posisi 8.250,94. Ini merupakan rekor harga penutupan tertinggi (ATH) terbaru indeks acuan utama domestik RI. Lebih lanjut, indeks bahkan sempat menyentuh level 8.272,63 atau yang merupakan rekor harga perdagangan intraday.
Hal itu didorong oleh deretan saham blue chip kembali bersinar pada perdagangan kemarin, dengan saham-saham emiten milik konglomerat hanya mampu menguat terbatas atau malah mengalami koreksi.
Kondisi ini berbalik dari fenomena sepanjang tahun di mana saham-saham blue chip menjadi laggard dan emiten milik Konglomerat RI menjadi movers IHSG.
(mkh/mkh)