Rupiah Ditutup Melemah, Nilai Tukar Dolar AS Naik ke Rp16.555
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (8/10/2025).
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup melemah di posisi Rp16.555/US$ atau terkoreksi 0,12% pada penutupan perdagangan. Sejak pembukaan, rupiah memang bergerak di zona negatif dan sempat menyentuh level Rp16.618/US$, menembus batas psikologis Rp16.600/US$, sebelum pelemahannya sedikit membaik menjelang penutupan.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB masih melanjutkan penguatan, naik 0,23% ke level 98,806, yang sekaligus menjadi posisi tertingginya dalam sebulan terakhir.
Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini, Rabu (8/10/2025), seiring dengan indeks dolar AS yang kembali melanjutkan penguatannya, bahkan menjadi level terkuatnya dalam sebulan terakhir.
Penguatan DXY terjadi setelah pernyataan hawkish dari sejumlah pejabat The Federal Reserve (The Fed).
Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid menegaskan bahwa bank sentral masih perlu terus menekan inflasi yang dinilai "masih terlalu tinggi". Sementara itu, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari memperingatkan bahwa pemangkasan suku bunga yang terlalu agresif justru berisiko memicu kembali tekanan inflasi di Amerika Serikat.
Nada hawkish ini membuat pelaku pasar menilai peluang penurunan suku bunga lanjutan di akhir tahun menjadi lebih kecil, sehingga mendorong penguatan dolar AS yang berimbas pada pelemahan rupiah.
Selain itu, permintaan terhadap aset safe haven seperti dolar AS juga meningkat akibat dari Ketidakpastian politik di AS masih tinggi, terutama karena proses negosiasi untuk mengakhiri penutupan sebagian pemerintahan atau government shutdown belum menunjukkan kemajuan.
(evw/evw)