Danantara Suntik Rp30 Triliun ke Garuda Lewat Private Placement

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Selasa, 07/10/2025 17:41 WIB
Foto: REUTERS/WILLY KURNIAWAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan membantu penyehatan kinerja PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) yang akan dilakukan oleh anak usaha Danantara, yaitu PT. Danantara Asset Manajement (Persero).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Danantara akan membantu proses restrukturisasi Garuda melaui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau privat placement. Disebutkan bahwa yang akan dilakukan oleh Danantara antara lain, setoran modal dalam bentuk uang tunai dan konversi pinjaman pemegang saham menjadi saham baru.


Danantara Asset Management akan melakukan penyetoran modal secara tunai kepada Perseroan senilai sebesar US$ 1.441.320.636, yang akan dilakukan melalui pengambilan bagian atas saham yang diterbitkan dalam PMTHMETD.

Sementara itu utang senilai US$ 405 juta juga akan dikonversi menjadi saham dalam private placement ini. Adapun utang yang dimaksud tertuang dalam Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham antara Perseroan sebagai debitur, DAM sebagai kreditur, dan Citilink sebagai obligor tanggal 24 Juni 2025.

Sehingga total dana private placement mencapai US$ 1,84 miliar atau setara Rp 30,46 triliun (asumsi kurs Rp 16.500/US$).

"Pelaksanaan PMTHMETD oleh DAM (Danantara Asset Management) sebagai pihak terafiliasi dilakukan dengan mempertimbangkan urgensi perbaikan posisi keuangan Perseroan secara menyeluruh, serta kebutuhan pendanaan yang mendesak untuk menjaga kelangsungan usaha dan operasional Perseroan dan entitas anak," tulis manajemen Garuda, Selasa (7/10).

Manajemen Garuda menjelaskan, alasan dilakukan aksi korporasi tersebut karena, meski GIAA berhasil menurunkan nilai utang dan memperbaiki nilai ekuitas usai restrukturisasi penyelamatan yang telah dilakukan di tahun 2022, masih terdapat beberapa kondisi yang menghambat transformasi untuk menjadi perusahaan yang sehat.

Hambatan transformasi tersebut antara lain, belum terealisasinya rencana rights issue tahap II untuk investor strategis atau investor lainnya. Kemudian GIAA belum membukukan ekuitas positif sehingga menghambat akses pendanaan dan terdapat potensi delisting.

Selain itu, adanya peningkatan realisasi maintenance dan restorasi pesawat yang menyebabkan kinerja operasional Perseroan dan Citilink menurun. Lalu, restrukturisasi penyelamatan berfokus pada Perseroan dan belum menyertakan anak usahanya, termasuk Citilink. Serta, pemulihan trafik penerbangan yang lebih lambat dari proyeksi awal Perseroan.

Pertimbangan privat placement pun juga berdasarkan dari neraca laporan keuangan konsolidasi audited Perseroan per tanggal 30 Juni 2025. Diketahui, GIAA memenuhi kondisi modal kerja bersih negatif sebesar US$ 1.496.420.284. Jumlah liabilitas Perseroan tercatat sebesar US$ 8.010.845.568 dan total aset Perseroan yang tercatat sebesar US$ 6.514.425.284 sehingga persentase total liabilitas terhadap total aset Perseroan per 30 Juni 2025 adalah sebesar 123%.

Perseroan pun masih mencatatkan modal kerja bersih negatif dan total liabilitas melebihi 80% (delapan puluh persen) dari total aset. Sehingga, dapat melaksanakan PMTHMETD di atas 10% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan.

Adapun tujuan dilakukannya PMTHMETD, antara lain, untuk memperbaiki nilai ekuitas secara konsolidasi, perbaikan likuiditas untuk memperkuat struktur permodalan dan mengurangi liabilitas secara konsolidasi. Selain itu, juga untuk memperbaiki kondisi keuangan yang lebih lanjut untuk membantu keberlangsungan usaha di masa yang akan datang dengan pondasi keuangan yang lebih baik.

Apalagi, GIAA memiliki peranan dan kontribusi penting sebagai penopang konektivitas arus barang dan penumpang baik di dalam negeri maupun mancanegara yang mampu mendorong pergerakan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Untuk itu diperlukan strategi dalam memperbaiki posisi keuangan khususnya untuk membantu masalah likuiditas Perseroan melalui pelaksanaan transaksi dalam rangka keberlangsungan usaha Perseroan yang lebih baik ke depan," sebutnya.

Dana hasil pelaksanaan PMTHMETD, yang meliputi setoran modal tunai dan konversi pinjaman pemegang saham yang sebesar US$ 1.846.320.636 setelah dikurangi dengan biaya-biaya terkait transaksi, seluruhnya akan digunakan Perseroan untuk mendukung keberlangsungan usaha dan memperbaiki posisi keuangan Perseroan.

Rincian penggunaan dana tersebut antara lain, sebesar 29% digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional, yang meliputi pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat. Lalu, sebesar 37% digunakan untuk melakukan peningkatan modal pada Citilink dalam rangka pembiayaan modal kerja dan operasional Citilink, yang meliputi pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat.

Kemudian, sebesar 22% digunakan untuk melakukan ekspansi armada Perseroan dan Citilink. Sisanya, sebesar 12% digunakan untuk melakukan peningkatan modal pada Citilink, yang akan digunakan untuk melakukan pembayaran atas utang pembelian bahan bakar pesawat Citilink dari Pertamina periode 2019 hingga 2021.

"Penggunaan dana hasil PMHMETD ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perbaikan posisi keuangan Perseroan, meningkatkan ekuitas, memperkuat struktur permodalan, serta mendukung keberlanjutan usaha Perseroan dan entitas anak di masa yang akan datang," jelasnya.

Hubungan afiliasi antara Perseroan dengan DAM yaitu hubungan antara perusahaan dan Pemegang Saham Utama, di mana DAM sebagai pemegang saham mayoritas Perseroan yang memiliki lebih dari 20% hak suara dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh GIAA.

Lebih lanjut dapat disampaikan bahwa pelaksanaan Transaksi tidak akan menyebabkan perubahan pengendali di Perseroan.

DAM dalam hal ini sebagai pemegang saham Umutama menunjukan adanya komitmen jangka panjang terhadap keberlangsungan dan pengembangan usaha Perseroan, sehingga partisipasi DAM dalam PMTHMETD diharapkan dapat memberikan keyakinan atas tersedianya dana yang diperlukan untuk restrukturisasi keuangan, pelunasan kewajiban, dan penguatan modal kerja.

"Selain itu, pelaksanaan PMTHMETD oleh pihak terafiliasi memberikan kepastian dan efisiensi dalam proses penggalangan dana, mengingat DAM telah memahami kondisi keuangan dan kebutuhan strategis Perseroan," jelasnya.

Dengan demikian, pelaksanaan PMTHMETD oleh DAM diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perbaikan struktur permodalan, peningkatan likuiditas, serta mendukung keberlangsungan usaha Perseroan di masa yang akan datang.

Terkait dengan terdapatnya urgensi berkaitan dengan kelangsungan usaha khususnya terkait operasional Perseroan dan anak usaha Perseroan, Citilink, maka sebagai bagian pendanaan awal dalam restrukturisasi penyehatan, Perseroan bersama Citilink telah menandatangani Perjanjian Pemegang Saham dengan DAM pada tanggal 24 Juni 2025 dimana DAM memberikan pinjaman kepada Perseroan sebesar US$ 405.000.000 atau setara dengan Rp 6.650.505.000.000.

Adapun dari total fasilitas pinjaman yang diberikan, Perseroan telah menerima pencairan sebanyak 4 kali dengan total jumlah pencairan sebesar Rp 6.650.504.999.999. Seluruh dana dari pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional Perseroan dan Citilink.

"Saat ini Perseroan dan DAM telah menyepakati untuk mengkonversi seluruh SHL yang telah dicairkan, menjadi saham baru melalui mekanisme PMTHMETD," sebutnya.

Berdasarkan laporan penilai Independen yang diterbitkan oleh KJPP Areyanto & Rekan, harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 75,-.

Manajemen mengingatkan, usai dilaksanakannya PMTHMETD, maka pemegang saham publik dapat terdilusi dari semula sebesar 27,46% menjadi sebesar 5,03%.

Selanjutnya, GIAA akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 12 November 2025 di Tangerang. Pemegang Saham Perseroan yang berhak hadir atau diwakili dalam RUPSLB tersebut adalah Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dalam DPS pada tanggal 20 Oktober 2025 pukul 16.00 WIB.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat-Realisasi Investasi Capai Rp 1.400 T di Q3-2025