Harga Saham Naik 182% dalam 6 Bulan, Bos RMKO Buka Suara
Jakarta, CNBC Indonesia — PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) buka suara terkait peningkatan harga saham yang terjadi selama beberapa waktu terakhir. Diketahui, harga saham RMKO hari ini meroket 34,7% ke level Rp 260 per saham.
Selama lima hari terakhir, saham RMKO juga terbang 50,2% dan selama sebulan terakhir naik 74,5%. Bila ditarik lebih jauh, atau dalam enam bulan terakhir, saham RMKO sudah melesat 182,61%. Saat ini, kapitalisasi pasar RMKO sebesar Rp 325 miliar.
Chief Executive Officer RMKO Vincent Saputra mengatakan manajemen masih mencermati apa yang menjadi pemicu kenaikan harga saham tersebut.
"Dan memang secara internal kami sedang mempelajari apakah pemicu langsung atas kenaikan harga tersebut, tapi sampai hari ini kami belum bisa meng-identify hal-hal tertentu yang menjadi pemicu langsung tersebut," ujarnya dalam Public Expose insidentil secara virtual, Senin (6/10/2025).
Selain itu, Vincent juga mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada rencana aksi korporasi yang dilakukan oleh RMKO dalam waktu dekat.
"Sampai saat ini masih belum ada rencana corporate action RMKO dalam waktu tersebut," sebutnya.
Di sisi lain, dia mengungkapkan, anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) hingga semester pertama tahun ini sebesar Rp 36,6 miliar. "Saat ini dana untuk capex tersebut kami dapat dari pinjaman afiliasi, pinjaman grup," sebutnya.
Sementara itu, untuk rencana anggaran capex tahun 2026 mendatang akan berada di kisaran Rp26,6 miliar hingga Rp30 miliar yang akan digunakan untuk kebutuhan infrastruktur.
"Banyak tambang-tambang yang tadi belum bisa berproduksi harus bergantung melewati jalan yang kami bikin," sebutnya.
Harapannya, setelah kegiatan bisnis tersebut dapat mendorong pendapatan yang lebih stabil.
Selain itu, perseroan juga akan berfokus pada bisnis jasa-jasa tambahan di luar dari kegiatan utama yang sudah disebutkan tadi.
Pada tahun depan, kata Vincent, RMKO menargetkan pendapatan operasional sekitar Rp 600 miliar, dengan profit sekitar Rp 100 miliar. Seiring dengan rampungnya kebutuhan infrastruktur, beberapa tambang yang sebelumnya terkendala, harapannya dapat berkontribusi ke pendapatan perusahaan.
Selain itu, kegiatan penambangan dan juga pengangkutan dapat ikut meningkat di tahun depan. "Jadi sehingga saat fase investasi ini selesai, kami mulai bisa realize revenue dan profitability," pungkasnya.
(mkh/mkh)