Mulai Oktober Ini, Danantara Gelontorkan Investasi Rp165,92 Triliun

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Senin, 06/10/2025 10:45 WIB
Foto: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan menggelontorkan dana investasi sebesar US$10 miliar atau setara Rp165,92 triliun dalam tiga bulan pertama. CIO Danantara Pandu Sjahrir menyebut, kucuran dana tersebut akan mulai dilakukan pada Oktober 2025.

Pandu menyebut, dari total dana tersebut, 80% akan dialokasikan untuk investasi di dalam negeri dan sisanya untuk investasi luar negeri.

Seperti diketahui sebelumnya, lembaga yang yang dibentuk oleh Presiden RI Prabowo Subianto mengalokasikan dana investasi awal US$20 miliar untuk 20 proyek strategis.


Mandat dari dana ini adalah untuk mengelola aset-aset negara secara profesional dan transparan, sekaligus mendukung transformasi ekonomi Indonesia dan memperkuat daya saingnya,

"Bulan ini adalah pertama kalinya kami mengerahkan modal. Dalam tiga bulan pertama saja, kami telah menginvestasikan hampir US$10 miliar," ujar Pandu mengutip Reuters, Senin (6/10).

Sebelumnya, Danantara telah berinvestasi pada proyek desa haji di Arab Saudi, usaha energi hulu dengan Pertamina, dan pembangkit listrik tenaga sampah di Indonesia dengan beberapa proyek lainnya yang akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini.

Danantara juga bekerja untuk meningkatkan likuiditas di pasar saham Jakarta yang mana rata-rata perdagangan harian mencapai sekitar US$1 miliar. Angka tersebut jauh di belakang India yang mencapai US$10 miliar hingga US$11 miliar.

"Kami membutuhkan pasar publik yang sangat kuat agar pasar swasta dapat masuk karena pasar publik adalah tempat di mana Anda mendaur ulang modal tersebut," kata Pandu.

Selain itu, Danantara juga berencana untuk fokus pada ketahanan energi, ketahanan pangan, energi terbarukan, jasa keuangan, kesehatan, real estate dan infrastruktur digital dalam dua tahun ke depan.

Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu rahasia terbaik di dunia bagi para investor, dengan pertumbuhan yang kuat, inflasi yang rendah, dan populasi yang masih muda.

"Salah satu dari sedikit tempat yang tidak hanya menawarkan imbal hasil yang tinggi, tetapi juga keamanan yang tinggi," pungkasnya.


(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sektor Pilihan Saat Harga Emas Naik - Era Baru Menkeu Purbaya