Rupiah Dibuka Stagnan, Dolar AS bertahan di Level Rp16.530/US$

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
Senin, 06/10/2025 09:03 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (6/10/2025).

Merujuk data Refinitiv, rupiah dibuka stagnan di posisi Rp16.530/US$. Setelah pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (3/10/2025) rupiah mengalami penguatan 0,30% ke level Rp16.530/US$. Secara akumulasi dalam sepekan, rupiah berhasil menguat 1,17% dari greenback.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB terpantau tengah mengalami penguatan 0,34% di level 98,052. DXY secara kumulatif sepekan lalu, mengalami pelemahan 0,44% dan ditutup di level 97,723 pada perdagangan Jumat (3/10/2025).


Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini, Senin (6/10/2025) masih akan bergantung pada volatilitas atau pergerakan dari indeks dolar Amerika Serikat (AS).

Indeks dolar AS (DXY) yang tengah mengalami penguatan sehingga berpotensi menekan laju rupiah terhadap greenback sepanjang hari ini. Penguatan dolar terjadi di tengah meningkatnya permintaan aset safe haven akibat ketidakpastian politik dan fiskal di Washington.

Sejak pekan lalu, pemerintahan AS masih mengalami penutupan atau government shutdown yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Kebuntuan antara Presiden Donald Trump dan Kongres membuat ratusan ribu pegawai federal terpaksa dirumahkan tanpa bayaran, sementara sebagian layanan publik berhenti total.

Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian pasar, namun justru mendorong penguatan dolar AS karena investor global masih menilai greenback sebagai aset paling aman di tengah kekacauan fiskal.

Dari dalam negeri, pelaku pasar tengah menanti rilis laporan cadangan devisa (cadev) Indonesia yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) pada Selasa (7/10/2025).

Pada periode Agustus 2025, posisi cadangan devisa tercatat sebesar US$150,7 miliar, turun dari US$152,0 miliar pada Juli 2025. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta intervensi BI di pasar valas dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) untuk menstabilkan nilai tukar rupiah di tengah tekanan dolar.


(evw/evw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Terus Melemah, Tembus Rp16.750 per Dolar AS